STISHID- Bertempat di masjid Agung ar-Riyadh, Balikpapan, kegiatan Daurah al-Qur’an Bersanad resmi ditutup oleh Pimpinan Umum Hidayatullah, KH. Abdurrahman Muhammad, Sabtu15/10/2016.
Peserta tersebut merupakan utusan dari seluruh unit madrasah (putra dan putri) yang bernaung di bawah Lembaga Pendidikan dan Pengkaderan (LPP) Hidayatullah, Balikpapan.
Selanjutnya, selama sepuluh hari, para peserta belajar tahsin tilawah al-Qur’an dan wajib menghafal matan tajwid Tuhfatul Athfal dan al-Jazariyah.
“Khusus tahsin, praktiknya di surah al-Fatihah dan al-Qalam,” jelas Abdul Ghofar Hadi, Ketua LPP Hidayatullah Balikpapan, dalam kesempatan terpisah.
“Ini adalah ilmu yang sangat mulia. Karena berkaitan langsung dengan wahyu Ilahi,” ucap Rifai, mahasiswa al-Azhar, Kairo jurusan Ilmu Tafsir dan al-Qur’an.
“Olehnya dibutuhkan keikhlasan, semangat, kesabaran, dan istiqamah dalam menuntut ilmu,” lanjut pemegang sanad matan Tuhfatul Atfal dan matan al-Jazariyah yang ke-12.
Sebagai testimoni hafalan, panitia juga menampilkan sejumlah peserta terbaik yang diuji hafalan matannya oleh jamaah.
“Silakan bertanya hafalan bait matan ke berapa. Dari bawah ke atas, dari kiri ke kanan juga tidak masalah,” gugah Rifai tersenyum.
Sebagai penutup, Pimpinan Umum Hidayatullah mengingatkan kembali pentingnya berqur’an.
Al-Qur’an tidak hanya dibaca, dipelajari, dan dihafalkan. Namun yang utama berikutnya adalah mengamalkan nilai-nilai al-Qur’an tersebut.
“Jadi sanad matan, sanad bacaan, dan sanad hafalan itu saling berkaitan semua. Puncaknya adalah mengamalkan ilmu al-Qur’an itu,” jelas KH. Abdurrahman.