STISHID — Penambahan program studi (prodi) merupakan suatu hal yang lazim dilakukan oleh perguruan tinggi manapun di Indonesia, termasuk di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah (STISHid) Balikpapan.
Akhir September lalu, bertempat di Lantai 7 Gedung Kemenag RI di Jalan Lapangan Banteng Barat No. 3-4, Jakarta Pusat, STIShid mengajukan pembukaan dua prodi baru, yaitu Program Studi Zakat dan Wakaf (Zawaf) dan Program Studi Hukum Ekonomi Islam (HES). Formalitas pengajuan tersebut di serahkan langsung oleh Ketua STISHid Balikpapan, Abdurrohim dan diterima oleh Staff Kepala Sub Direktorat Akademik Kementrian Agama RI, Sri Komariah.
Selepas penyerahan berkas, Abdurrohim berharap pengajuan prodi baru ini semakin menunjukkan mutu kualitas perguruan tinggi yang dipimpinnya tersebut menjadi lebih baik.
“Hakikatnya, penambahan prodi ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu kualitas juga kredibilitas perguruan tinggi ini (STIS). Berkaitan dengan hal itu, maka sudah selayaknya penambahan prodi tersebut (saya berharap) harus diikuti oleh kelengkapan unit layanan penjaminan mutu, seperti staf dosen yang qualified, fasilitas kegiatan belajar yang lengkap. Seperti laboraturium dan lain sebagainya. Sehingga penambahan program studi ini tidak memunculkan kesan dipaksakan,” ujarnya kepada stishid.ac.id yang turut mendampingi rombongan.
Menurutnya, Pengambilan keputusan pembukaan prodi baru agak relatif lama. Hal ini dikarenakan perguruan tinggi yang dipimpinnya masih perlu untuk melakukan tinjauan yang benar-benar matang dari segi dosen dan kebutuhan masyarakat.
“Daripada dibuka tapi prodinya nggak bagus, selain dapat merugikan mahasiswa, lulusan jadi kurang memenuhi kebutuhan masyarakat.”Ujar alumni UIN Sunan Kalijaga ini.
“Harapan saya, kita bisa menghasilkan lulusan yang benar-benar berkontribusi sesuai dengan kebutuhan masyarakat, khususnya dibidang kehartaan dan ekonomi yang benar-benar ahli di bidangnya.” pungkasnya.
Sebelum prodi baru benar-benar terwujud, terlebih dahulu dilakukan beberapa persiapan dan prosedur yang harus dipenuhi yang dilalui oleh STIS. Diawali dengan pengajuan proposal yang ditujukan kepada Direktoran Jenderal Pendidikan Islam KEMENAG RI di Jakarta. Sambil mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) dosen dengan salah satu cara yang ditempuh yaitu memfasilitasi dosen-dosennya sekolah ke jenjang selanjutnya (S2 menuju S3), [Baca : Awali Tahun Akademik Baru, STIS Kirim Dua Dosen Kuliah Pascasarjana] serta bekerja sama dengan lembaga-lembaga terkait, seperti Lembaga Amil Zakat, BMT, dan beberapa sekolah.*/Abu Luna /
STISHID
Berita ini juga dapat dibaca melalui Android. Segera Update aplikasi STISHID untuk Android . Install/Update Aplikasi STISHID Android Anda Sekarang !