*Goresan Ramadhan Mr. G (4)
=========================
Ada yang menarik, saat koordinasi dengan seluruh ketua halaqah terkait menurunnya jamaah shalat lail, padahal baru malam ke empat dan insyaallah sudah paham keutamaan shalat lail.
Ada yang menyampaikan kurangnya pencerahan syahadat atau manhaj, ribath (jaga malam) terlalu dini membangunkan sehingga tidur lagi sampai jam 03.00, kesadaran yang kurang, fungsi murobi dan ketua perlu dikuatkan.
Dan masih banyak pendapat lain, tapi ada yang menggelitik pendapat salah satu ketua halaqah ” Sebab dari jamaah yang malas shalat lail karena iman yang kurang bergerak. Perlu dikoreksi imannya. Kalau Imannya bergerak maka tidak tergantung kepada petugas ribath, tidak perlu alarm, tidak minta nasehat terus karena sudah ada iman dalam dirinya”
Penulis termenung dan percaya saja karena yang bicara selama telah membuktikan dirinya telah berusaha istiqomah dengan amalannya. Namun yang penasaran adalah bagaimana menggerakkan iman ini? Atau bagaimana iman ini bisa bergerak semangat ibadah?
Allah memandu langsung Rasulullah melalui wahyu-Nya : Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, (QS. Al Jumu’ah 2).
Membangun kesadaran iman dengan membacakan dan mentadaburi ayat-ayat Allah, kemudian berusaha untuk mengikis kesombongan dengan tazkiyah (penyucian) diri, berdoa dan selanjutnya berusaha memperjuangkannya dengan mengamalkan dan mengajarkannya.
Hasilnya, generasi pertama umat ini menjadi pribadi-pribadi yang Islami, memiliki cara berfikir Islami dan pola sikap jiwa Islami. Sehingga sanggup melaksanakan kewajiban-kewajiban agama Islam, baik tugas individual mereka masing-masing, maupun tugas kolektif mereka sebagai jamaah kaum muslimin.
Bahkan untuk itu mereka siap mengerahkan seluruh potensi yang mereka miliki, waktu, tenaga, harta, bahkan jiwa sekalipun. Menjadi orang beriman tidak tanggung-tanggung atau setengah-setengah atau sekedarnya saja.
Ramadhan adalah momentum untuk menggerakkan iman. Karena Allah telah mengkondisikan suasana alam dan lingkungan ini untuk orang-orang beriman. Kalau ada orang tidak tergerak hatinya di bulan Ramadhan ini untuk semangat melakukan amal-amal kebaikan, baik ibadah atau amal sholeh maka harus intropeksi diri, banyak-banyak istighfar dan taubat.Wallahu a’lam bis shawwab
– */Mr. G – (nama pena dari Abdul Ghofar Hadi, Dosen tetap pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam di STIS Hidayatullah Balikpapan)