Kesalahan yang Sering Diabaikan Ketika Berpuasa

*Rifqiyati Hudayani

 

 


Ramadhan bulan penuh berkah. Setiap ibadah, kebaikan, hingga amal yang mubah sekalipun pastinya diliputi berkah dan pahala berlipat ganda.

Tak terkecuali masa jelang berbuka puasa atau ifthar. Waktu tersebut bahkan termasuk sebagai saat yang tepat untuk memperbanyak doa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala (Swt).

Untuk itu disayangkan, sebagian kaum Muslimin justru melakukan perbuatan yang sia-sia di waktu jelang berbuka.

Berikut beberapa kesalahan selama berpuasa yang sering diabaikan. Utamanya menjelang dan ketika berbuka puasa:

Pertama, ngabuburit. Istilah ini biasa digunakan untuk perbuatan menghabiskan waktu sambil menunggu waktu berbuka puasa.

Berbagai macam biasa dilakukan, mulai dari jalan-jalan sore (jjs) “biasa” hingga nongkrong di mall-mall atau pusat perbelanjaan lainnya.

Hal ini jelas berseberangan dengan semangat berpuasa untuk menahan diri dari segala hal yang sia-sia dalam kehidupan manusia.

Terutama di waktu jelang buka puasa, yang disebut sebagai saat menggembirakan bagi orang yang berpuasa.

Tak sepantasnya kegembiraan yang disyariatkan itu justru dinodai dengan hal-hal yang menyelisihi syariat.

Kedua, buka puasa sebagai waktu “balas dendam”. Berpuasa seharian penuh di terik yang menyengat bukanlah alasan untuk membalas kesumat itu di waktu berbuka.

Sebab terkadang sebagian manusia tak mampu mengendalikan nafsunya dengan menyerbu tanpa batas semua yang terhidang.

Alhasil tak jarang orang itu kewalahan menghidupkan malam dengan ibadah shalat Tarawih dan tilawah al-Qur’an.

Alih-alih bisa bangun bermunajat di malam hari, ia malah merasa kekenyangan tak mampu bergerak lagi.

Tiga, buka puasa bersama (bukber). Sejatinya perbuatan tersebut adalah kemuliaan bagi yang menyanggupinya.

Dalam Islam, silaturahim dan memberi makan orang yang berpuasa adalah perkara yang dianjurkan dan bernilai pahala yang berlipat.

Sayangnya, semarak “bukber” tersebut kini tercemari oleh perbuatan yang merusak amal shaleh di bulan Ramadhan itu. Apa yang diharap untuk mendulang pahala, malah berubah menjadi ajang maksiat dan kesia-siaan.

Empat, Berlebihan dalam berbuka puasa. Kegembiraan jelang buka puasa juga tak sepantasnya dinodai dengan memperturutkan hawa nafsu.

Inti dari syariat puasa tak lain adalah pengajaran tentang mengendalikan diri dan saling berbagi manfaat kepada orang lain.

Menumpuk hidangan saat berbuka puasa bisa dianggap belum berempati dengan saudara Muslim yang mungkin kekurangan bahkan tak punya apa-apa untuk membasahi tenggorokan mereka.

Terakhir, inilah sebagian hikmah di balik kemuliaan syariat berpuasa, khususnya ketika Nabi mensifati kegembiraan umat Islam saat berbuka puasa.

Bahwa kegembiraan itu bukan sekadar karena bolehnya menyantap minuman segar dan makanan lezat saat berbuka.

Tapi kegembiraan yang dimaksud adalah karena keberhasilan seorang beriman menahan hawa nafsunya dari hal-hal yang dilarang selama seharian.*/Alumni STIS Hidayatullah Tahun 2016, Guru Madrasah Ibtidayyah Raadhiyatan Mardhiyyah Putri Balikpapan

Berita ini juga dapat dibaca melalui Android. Segera Update aplikasi STISHID untuk Android . Install/Update Aplikasi STISHID Android Anda Sekarang !

Share

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp