Renungan Munas Hidayatullah : Suksesi, Kaderisasi, dan Regenerasi (Bagian 2 – Akhir)

STISHID — Point penting kedua dari penyelenggaraan munas kali ini adalah kaderisasi, dalam artian Hidayatullah sebagai organisasi massa Islam berbasis kader telah menunjukkan eksistensinya organisasi yang menitik beratkan pada upaya mencetak kader-kader dakwah Islam yang tangguh untuk ditempatkan di medan-medan dakwah Islamiah di seluruh Indonesia.

Hal tersebut terlihat dari peserta munas yang hadir, di mana rata-rata mereka adalah para kader Hidayatullah yang telah melalui proses penggemblengan di pusat-pusat perkaderan Hidayatullah di Balikpapan, Surabaya, Jakarta, dan Batam. Sekalipun demikian ada pula yang melalui proses perkaderan secara informal pada cabang-cabang Hidayatullah yang ada. [Baca : Renungan Munas Hidayatullah : Suksesi, Kaderisasi, dan Regenerasi (Bagian 1]

Dari proses ini, terlihat bahwa Hidayatullah sebagai ormas menjadikan perkaderan sebagai basis pengembangan dan ekspansi secara kelembagaan. Salah satu ciri khas dari kader Muslim di Hidayatullah adalah memiliki militansi yang tinggi untuk mendakwahkan Islam dan tidak terpengaruh oleh situasi dan keadaan ekstrim tertentu di daerah, karena memiliki keyakinan Ilahiah yang sangat tinggi dalam berdakwah.

Keyakinan tersebut bertumbuh dan semakin kuat, karena kencangnya mujahadah dan ibadah para santri, sehingga menumbuhkan spiritualitas pada diri pribadi para santri, atau yang sering disebut dengan “spirit al-Muzammil”. Yakni proses internalisasi spiritual ke dalam diri para santri melalui ibadah yang tekun seperti salat berjamaah, salat tahajjud, baca quran, dzikrullah, dan lain-lain.

Proses kaderisasi di Hidayatullah juga tidak dapat dilepaskan dari peran besar basis ideologi yang mendasarinya, yakni pembacaan secara ideologis terhadap al-Quran dengan pendekatan metode “sistematika wahyu”. Kekuatan kaderisasi yang didukung oleh infrastruktur lingkungan dan suprastruktur ideologis yang memadai, membuat Hidayatullah mengalami akselerasi dan peningkatan yang cepat secara organisatoris.

Sebagaimana ditegaskan oleh Wapres Jusuf Kalla dalam pembukaan Munas IV Hidayatullah (7/11/2015), bahwa Hidayatullah satu-satunya organisasi massa Islam lokal kedaerahan yang bergerak dari pinggir, dan mengalami lompatan kemajuan yang paling cepat secara organisatoris, ketimbang organisasi-organisasi massa lokal kedaerahan lainnya.

Terbukti dengan menyebarnya ormas Hidayatullah ke seluruh penjuru Nusantara dengan membawa semangat dakwah yang Rahmatan Lil Aalamin, sehingga mudah diterima oleh masyarakat dan turut menjadi perekat keutuhan berbangsa dan bernegara.

Point penting lainnya adalah proses regenerasi. Dari Munas yang telah dilangsungkan, Ahlul Halli Wal Aqdi Hidayatullah bersepakat untuk memilih dan mengangkat salah satu kader tulen Hidayatullah, jebolan pengkaderan di Gunung Tembak Balikpapan, yang lalu berkuliah di kota Nabi (Jamiah Islamiyah Madinah), dan meningkatkan kapasitas intelektual dan keulamaannya, atau jenjang Magsiter dan Doktoralnya di negeri Jiran Malaysia Universitas Kebangsaan Malaysia dan Internasional Islamic University Malaysia (IIUM), yaitu ustadz Doktor Nashirul Haq, Lc., M.A., Ph.D (cand).

Dari proses ini terjadi proses alih generasi atau regenerasi yang sukses untuk mendukung suksesi kepemimpinan Hidayatullah. Selain itu juga terlihat proses yang dinamis dan alamiah dalam proses regenerasi tersebut. Era baru kepemimpinan Hidayatullah yang dipimpin oleh kader muda dengan kualitas yang mumpuni menandakan proses regenerasi telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan para sesepuh dan pendiri Hidayatullah.

Proses regenerasi yang terlihat dalam munas kali ini diharapkan tidak hanya terjadi top level kepemimpinan hidayatullah, akan tetapi pasca munas, pada kegiatan keorganisasian dan keormasan seperti Musywil (musyawarah wilayah), Musyda (musyawarah daerah) juga memperlihatkan alih generasi dan pengalihan tongkat estafeta kepemimpinan hidayatullah kepada kader-kader muda Hidayatullah, yang tentunya menjadi motor perubahan ormas Hidayatullah ke arah yang lebih baik dan spektakuler.

Karena melalui para pemuda Hidayatullah yang memiliki semangat, progressivitas, dan idealisme, masa depan Hidayatullah dipertaruhkan. Bayangan dan visi kebangkitan Islam dan terbangunnya peradaban Islam yang salah satunya akan dimotori oleh Hidayatullah pada masa-masa mendatang, semakin jelas dan terang benderang, setelah melihat kader-kader Hidayatullah yang telah bertebaran di Negara-negara seperti Arab Saudi, Sudan, Mesir, dan Turki untuk menuntut ilmu-ilmu Syar’i.

Sehingga visi besar ormas Hidayatullah pada tahun 2020 nanti, yaitu Berjamaah, Bersyariah, Maju, Sejahtera dan Bermartabat akan tercapai dengan mudah, berkat hidayah dan quwwah ilahiah yang dianugerahkan Allah SWT kepada kita semua, Amiin Ya Mujibassaailiin…Wallahu A’lam Bishawwwab. */Abdurrohim, Ketua STIS Hidayatullah

Berita ini juga dapat dibaca melalui Android. Segera Update aplikasi STISHID untuk Android . Install/Update Aplikasi STISHID Android Anda Sekarang !

Share

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp