STIS Kembali Perkuat Barisan Pengajar

STISHID — Kabar gembira menghampiri dunia pengkaderan Hidayatullah, khususnya bagi perguruan tinggi Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah di Balikpapan, Kalimantan Timur. Sebanyak tiga orang dosen STIS berhasil menyelesaikan pendidikan Program Pascasarjana (PPs) di dua perguruan tinggi berbeda, awal Juni lalu.

Pertama, Roidatun Nahdhah yang berhasil meraih gelar Magister Agama (MA) di Insitut Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur’an (PTIQ), Jakarta.

Semasa kuliah di PTIQ, dosen pengampu mata kuliah Bahasa Arab di STIS ini juga sempat menamatkan jenang I’dad Lughawi selama dua tahun di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan bahasa Arab (LIPIA), Jakarta.

Berikutnya, yaitu Miftahul Jannah dan Sri Hartati. Keduanya juga telah dinyatakan lulus dan berhak meraih gelar Master Pemikiran Islam (MPI) dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Selama menimba ilmu di UMS, lulusan STIS tahun 2013 tersebut juga aktif di Ma’had Lir Ilir yang bekerja sama dengan Lembaga Kajian Pusat Studi Peradaban Islam (PSPI) Solo.

Dalam sidang ujian tesis, Miftahul Jannah berhasil mempertahankan penelitiannya yang berjudul “Pandangan Hak Asasi Manusia (HAM) Islam terhadap Convention on the Elimination of All Formsof Dizcrimination Against Women (CEDAW) (Studi Kritis Pasal 5 tentang Kesetaraan Perempuan)”. Sedang Sri Hartati memilih meneliti gerakan dakwah Ormas Hidayatullah dengan judul tesis “Konsep Gerakan Dakwah Hidayatullah dalam Buku Panduan Berislam”.

Capaian tersebut tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi STIS yang sedang concern mengembangkan aspek studi selain bidang hukum keluarga (Ahwal asy-Syakhshiyyah) yang mensyaratkan tenaga akademik berkualitas di bidangnya. “Alhamdulillah, kami bersyukur dan tentunya ini hasil dari kerja keras dan dukungan doa dari para guru dan orangtua kami.” Ujar Sri Hartati mewakili lainnya.

Untuk diketahui, STIS Hidayatullah sedang berupaya mengubah status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) atau menjadi Insitut Agama Islam Swasta (IAIS). “Ini menjadi kajian dan mujahadah STIS. Semoga bisa terwujud dalam waktu secepat mungkin, agar STIS lebih baik lagi ke depan.” Ungkap Dr. Abdurrahim, Ketua STIS Hidayatullah, dalam kesempatan terpisah.  

Untuk program pengembangan kualitas SDI, STIS secara berkala mengirim kader-kader terbaiknya melanjutkan pendidikan ke berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Hal ini dimaksud sebagai respon terhadap dinamika tantangan dan harapan dalam dunia pendidikan dan dakwah sekarang.

Senada, persoalan ini juga diamini oleh Abdul Ghofar Hadi, Ketua Lembaga Pendidikan dan Pengkaderan (LPP) Hidayatullah, Balikpapan. “Tantangan dan harapan pendidikan ini hanya bisa dijawab dengan bekerja dan berdoa secara sungguh-sungguh,” ungkap Abdul Ghofar.

Selain perguruan tinggi yang disebut di atas, kini tercatat puluhan kader Hidayatullah juga tengah menyebar menuntut ilmu di berbagai universitas di dalam dan luar negeri. Sebut saja Ma’had ar-Rayah, Sukabumi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan bahasa Arab (LIPIA) Jakarta. Universitas al-Iman, Yaman, Universitas Islam Madinah, Universitas al-Azhar, Kairo, Universitas Islam Afrika Internasional, Khartoum, Sudan, dan Universitas Islam Internasional, Malaysia. Belum lagi perguruan tinggi umum lain di berbagai daerah tentunya. */Masykur, STISHID

Share