Ketua LPP Hidayatullah Balikpapan Apresiasi Konsistensi STIS Lahirkan Dai Sarjana

STISHID — Ketua Lembaga Pendidikan dan Pengkaderan (LPP) Hidayatullah Balikpapan, Abdul Ghofar Hadi, M.S.I mengingatkan untuk tidak asyik dengan catatan atau hafalan tentang sejarah semata. Hal itu disampaikan Ghofar dalam sambutan acara Penugasan Dai Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah Balikpapan ke-IX (Ahad, 07/06). Ghofar mengapresiasi konsistensi STIS Hidayatullah dalam melahirkan dai sarjana yang memiliki komitmen berdakwah dan mengabdikan dirinya untuk agama Allah.

“Kemarin mungkin kita membaca dan mendengar sejarah tokoh-tokoh pendahulu dalam mengemban amanah dakwah, sekarang kita semua adalah pelaku sejarah dan menjadi bagian dari sejarah dengan menorehkan karya-karya terbaik di daerah tugas masing-masing.” Papar Ghofar menerangkan.

“Berikan yang terbaik bagi agama dan bangsa ini dengan tinta emas sejarah.” Imbuh Ghofar membakar semangat.

Dalam acara yang digelar di Gedung Hasanah Lukman, STIS Hidayatullah Putri, Ghofar mengingatkan para lulusan STIS agar selalu menyadari harapan besar bangsa Indonesia kepada para pemuda Islam sebagai generasi penerus nantinya. Sebab tak mudah untuk menemukan lulusan perguruan tinggi yang teguh dengan komitmen berdakwah tersebut. “Hari ini kita buktikan bersama bahwa umat Islam dan bangsa ini masih memiliki mujahid/mujahidah yang siap ditempatkan untuk berkarya di daerah manapun.” Ucap Ghofar.

Untuk diketahui, STIS tahun ini menamatkan 42 orang alumni dan langsung disebar ke pelosok daerah untuk mengabdi kepada masyarakat. Khusus angkatan ke-9 ini, para dai sarjana tersebut akan menyebar mulai dari Aceh, Palembang, Malang, hingga ke Nabire dan Kaimana di ujung timur Indonesia.

Sebagai cinderamata buat almamater STIS Hidayatullah, para alumni angkatan ke-9 lalu memberi hadiah secara simbolis berupa Kitab al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu karangan Dr. Wahbah Mustafa az-Zuhaili. Sedianya buku tersebut dihibahkan kepada perpustakaan STIS.

Terakhir, Ghofar juga berpesan untuk menjaga kebersihan hati dan niat dalam berdakwah. Sebab asal ketaatan itu adalah berat karena ia berbuah pahala dan surga. “Jika ketaatan itu ringan tentu hadiahnya juga enteng. Ingatlah, Islam ini tersebar karena ketaatan para sahabat dan orang-orang saleh terdahulu.” Pungkas Ghofar mengakhiri. */Masykur Abu JaulahSTISHID

Share

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp