Stishid.ac.id – Ormas Hidayatullah menggelar Pelatihan Optimalisasi Media Sosial untuk Dakwah. Acara ini berlangsung di kantor Kelompok Media Hidayatullah (grup hidayatullah.com), Polonia, Jakarta Timur, Selasa (18/11) pagi-siang.
Dosen STIS Hidayatullah, Masykur Suyuti, Lc berkesempatan hadir menjadi salah satu peserta kegiatan yang menjadikan twitter sebagai ”The Power of Twitter for Dakwah” itu .
Pelatihan ini diisi oleh dua orang pembicara. Yaitu Direktur lembaga pemantau media sosial Katapedia, Deddy Rahman, dan Konsultan Optimasi Bisnis Mind Marketing Noval Y Ramsis.
Keduanya lebih banyak membahas tentang dakwah via Twitter. Sebab, menurut keduanya, Twitter memiliki pengaruh yang lebih dahsyat dibanding medsos lainnya seperti Facebook.
Deddy misalnya, mempresentasikan materi The Power of Twitter for Dakwah yang didapatnya dari seorang kawan pemilik akun Twitter @Hafidz341.
Sementara Noval menyampaikan, diperlukan konsistensi dalam berdakwah melalui medsos. Selain itu, katanya, harus ada kesamaan visi dan misi para dai. “Semangatnya harus sama-sama untuk Islam,” ujarnya. [Baca juga: Pakai ‘Pisau’ Medsos untuk Potong Sayur, bukan Potong Leher]
Pelatihan ini digelar atas kerjasama Hidayatullah dengan IQRA Consulting, Katapedia, KMH, Baitul Maal Hidayatullah (BMH), dan Persaudaraan Dai Indonesia (Pos Dai).
Dihadiri oleh anggota DPD RI asal Sulawesi Selatan Ir Abdul Aziz Kahar Muzakkar, Sekjen Muslim Information Technology Association (MIFTA) Asih Subagyo, segenap jajaran PP Hidayatullah, Syabab Hidayatullah, unsur SARNAS Hidayatullah, serta puluhan dai se-Jabodetabek dan Bandung (Jawa Barat). [Baca cerita menariknya: Ketua KPPSI Trauma Sosmed Karena Pornografi dan Akun Palsu]
Asih Subagyo sebagai pembawa acara mengatakan, pelatihan ini bisa menjadi titik acuan bagi ormas Islam termasuk Hidayatullah untuk memaksimalkan dakwah via sosmed.
“Ini ibarat ujian, kita cari mana yang punya minat, yang punya keinginan,” ujar pria yang juga EO PT Totalindo Rekayasa Telematika ini. [Berita selengkapnya di sini: Saatnya Galakkan “Twitter For Dakwah”]*