Teladan Antusiasme Gotong Royong di Beranda Ar-Riyadh

Stishi.ac.id – Usai sholat Shubuh berjama’ah, Ketua Yayasan Pesantren Hidayatullah Balikpapan, KH. Zainuddin Musaddad, mengumumkan, menginstruksikan jamaah untuk segera mengganti baju guna melakukan pengecoran masjid.

“Kepada warga dan santri, segera selesai wirid untuk mengganti pakaian kerja. Karena pengecoran akan dimulai tepat pada pukul 6 pagi”, terangnya lantang, Ahad lalu.

Berbeda dengan kerja bakti yang biasa digelar rutin pekanan, kali ini para warga fokus pada pengecoran beranda depan Masjid Agung ar-Riyadh, termasuk waktunya. Waktu Kerja bakti yang berlangsung pada hari Ahad (23/11) di kampus Hidayatullah Gunung Tembak kali ini lebih cepat .

Kegiatan kerja bakti setiap Ahad di Kampus Hidayatullah Gunung Tembak Balikpapan, biasanya dimulai pada jam 08.00 WITA. Tetapi karena ini akan ada pengecoran beranda masjid yang memang cukup luas, maka waktu kerja bakti Ahad kali ini dipercepat.

Tepat pukul 06.00 Wita, tampak 5 buah mesin molen telah menyalak cukup memekakkan telinga. Sebelumnya warga dan santri sudah berbagi formasi. Sebanyak 16 halaqah warga yang ada lalu disebar. Masing-masing mesin molen menjadi tanggung jawab 3 halaqah tersebut. Sementara itu santri dan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) turut melebur dalam halaqah tadi.

Laiknya proyek pengecoran masjid sebelumnya, kali ini beranda sebelah kanan yang akan menjadi proyek jariyah warga. Pengecoran mengerahkan seluruh warga Hidayatullah Balikpapan.

Selain warga dan santri Hidayatullah Gunung Tembak, juga hadir para guru dan sebagian santri SIT Lukman Hakim Balikpapan dan Sekolah Alam Budi Mulia. Keduanya merupakan amal usaha milik Yayasan Pesantren Hidayatullah Balikpapan di bidang pendidikan. Juga turut turun tangan karyawan BMH dan BMT Umat Mandiri dan warga sekitar pondok.

“Kerja bakti berjamaah, terutama pengecoran merupakan momen terbaik untuk memupuk ukhuwah jamaah,” kata ustadz Ahmad Fitri, salah seorang Pembina pesantren.

“Tak ada yang tidak hadir. Semua lebur dalam suasana ukhuwah sekaligus membantu menyelesaikan proyek pekerjaan yang ada,” imbuh Kepala Kampus H. Sugiono, menimpali.

Memasuki pukul 09.00 Wita di saat matahari sudah merangkak naik, proyek pengecoran dihentikan sementara. Seluruh warga dan santri dipersilakan istirahat sejenak sembari menikmati sarapan pagi yang telah disediakan panitia konsumsi.

“Ayo bapak-bapak dan santri, sarapan pagi sudah siap,” teriak Kholid Usman selaku koordinator konsumsi yang tampak tak kalah antusias dengan tim penggiling yang stand by di mesin molen.

Kepala Kampus H Sugiono menyebutkan, proyek pengecoran kali ini menghabiskan sebanyak 200 sak karung semen dan juga 6 ret material pasir dan kerikil.

Tepat pukul 11.00 wita, proyek pengecoran lantai beranda samping kanan masjid Ar-Riyadh Balikpapan berhasil dituntaskan warga. Kegiatan pengecoran ini setidaknya meninggalkan kesan tersendiri bagi sebagian besar santri dan mahasiswa STIS Hidayatullah.

Sebab, sebagian mereka merupakan santri dan baru mengikuti kegiatan pengecoran. Seperti yang diungkapkan oleh Ajim, mahasiswa baru asal Tinombala, Sulawesi Tengah.

“Saya tidak menyangka kalau kami sebagai mahasiswa akan dilibatkan dengan kegiatan-kegiatan fisik seperti ini. Tapi jujur, saya sangat bahagia dan berharap semoga kegiatan pengecoran ini bisa dilakukan setiap pekan,”, ucapnya semringah. */Ibnu Sahl

Dikutip dari Hidayatullah.or.id

Share

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp