
Momentum Pasca Studium Generale
stishid.ac.id – Balikpapan, 29 Rabi’ul Awwal 1447 H, Selepas Studium Generale yang menghadirkan Prof. Madya Dr. Nisar Mohammad Ahmad, LL.M., M.Phil., STIS Hidayatullah Balikpapan mengambil momen khusus, Focus Group Discussion (FGD) bersama para dosen di meeting room, WKP. Kegiatan ini mengambil tema “Penguatan Peran Perguruan Tinggi Hukum Indonesia-Malaysia dalam ASEAN melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi”
Diskusi eksklusif ini menjadi ruang bagi para dosen untuk memperdalam wawasan sekaligus menyerap pengalaman akademisi Malaysia yang telah lama berkecimpung di dunia pendidikan tinggi.
Suasana Diskusi Akademik
FGD berlangsung dengan penuh antusiasme. Para dosen STIS Hidayatullah terlihat serius mengikuti alur pembahasan yang diarahkan langsung oleh Prof. Nisar. Berbagai pandangan strategis mengenai kurikulum perguruan tinggi hukum di Indonesia dan Malaysia dipertukarkan secara terbuka.
“Perguruan tinggi harus selalu menyesuaikan diri dengan dinamika masyarakat dan kebutuhan global, tanpa meninggalkan identitas dan nilai-nilai lokal,” ujar Prof. Nisar dalam salah satu penjelasannya.
Penguatan Kurikulum dalam Konteks ASEAN
Dalam paparannya, Prof. Nisar menekankan pentingnya kolaborasi antarperguruan tinggi di kawasan ASEAN. Menurutnya, integrasi regional akan semakin membutuhkan kontribusi nyata dari dunia akademik, khususnya dalam bidang hukum dan syari’ah.
Beliau menyampaikan, “Jika perguruan tinggi di Indonesia dan Malaysia mampu bekerja sama dalam riset, pengajaran, dan pengabdian, maka kontribusinya bagi masyarakat ASEAN akan jauh lebih signifikan.”
Tanya-Jawab Interaktif
Sesi tanya-jawab menjadi bagian yang paling hidup dalam FGD ini. Salah satu pertanyaan datang dari Abdul Qowy S.H.I., M.E yang menyinggung mengenai pengelolaan alumni. “Bagaimana cara mengelola alumni agar bisa bermanfaat untuk mahasiswa dan membawa pengaruh positif?” tanyanya.
Menanggapi hal tersebut, Prof. Nisar memberikan perspektifnya bahwa alumni merupakan aset strategis yang harus dirangkul oleh kampus. Menurut beliau, jejaring alumni dapat menjadi motor penggerak untuk membantu mahasiswa dalam pengembangan diri, riset, maupun peluang karier.
Inspirasi bagi Para Dosen
Kegiatan FGD ini benar-benar memberikan semangat baru bagi para dosen STIS Hidayatullah. Beberapa dosen menyampaikan kesan bahwa pengalaman dan keilmuan Prof. Nisar bukan hanya membuka wawasan, tetapi juga memotivasi mereka untuk terus berinovasi dalam pengajaran.
“Ilmu yang saya dapatkan hari ini sungguh berbeda. Ada perspektif baru tentang bagaimana menghubungkan kampus dengan dunia internasional,” ungkap Antria, salah seorang dosen.
Menyemai Kolaborasi ke Depan
FGD ini tidak berhenti pada diskusi semata. Ada tindak lanjut yang direncanakan, yakni membuka peluang kerja sama lebih luas dengan perguruan tinggi di Malaysia. Prof. Nisar juga menyambut baik gagasan tersebut.
“Pendidikan tidak mengenal batas negara. Yang terpenting adalah bagaimana kita bersama-sama menghadirkan solusi bagi umat dan masyarakat global,” tegas Prof. Nisar menutup diskusi.
Dengan adanya forum semacam ini, STIS Hidayatullah Balikpapan berharap dapat memperkuat kapasitas akademiknya, sekaligus memberi kontribusi yang nyata dalam pengembangan perguruan tinggi Islam, baik di tingkat nasional maupun regional ASEAN.
By: Qonita/MediaSTIS🍓