stishid.ac.id-Kamis (5/10/2023), STIS Hidayatullah Putri kedatangan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan yang melakukan sosialisasi terkait pengelolaan sampah.
Kunjungan ini dilakukan di ruang audio dengan peserta secara khusus seluruh mahasiswa semester 7.
Sosialisasi ini diisi langsung oleh Agustina perwakilan dari tim DLH Balikpapan. Ia memberikan gambaran bahwa Indonesia negara penyumbang sampah plastik terbesar ke-2 setelah Tiongkok.
Materi yang dibawakan oleh Agustina sungguh menarik, karena temanya berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat saat ini, pengelolaan sampah.
“Infonya Kota Balikpapan dapat menghasilkan 540 ton sampah dalam sehari. Lalu bagaimana ketika Kalimantan sudah menjadi Ibu Kota Negara,” ucap wanita tersebut sembari memperlihatkan potret kondisi lingkungan di Kota Balikpapan.
Tak usah jauh-jauh. Di Kampus Induk Hidayatullah Ummulqura Gunung Tembak saja, yang dihuni lebih dari 1.000 orang, jika satu orang dalam sehari menghasilkan satu sampah plastik, berapa banyak sampah plastik yang akan disumbangkan setiap harinya? Ungkap Agustina.
Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran dan kepedulian dalam mengelola sampah. Terutama sampah dari rumah tangga. Yaitu dengan melakukan gerakan 3R: Reduce (mengurangi), Reuse (memanfaatkan ulang), Recycle (mendaur ulang). Kemudian penting untuk memulai dari diri sendiri.
Perlu ditekankan, tambahnya, sebagai penduduk bumi, setidaknya ada 3 konsep yang perlu dimiliki agar pencemaran lingkungan tidak dilakukan dengan sengaja.
Yakni memahami benar konsep khilafah bahwa manusia adalah pilihan Allah. Kemudian konsep mubadzir, artinya segala hal yang bisa dimanfaatkan, maka dimanfaatkan sebaik mungkin. Terakhir konsep tolong menolong dalam hal tidak membuang sampah sembarang yang berujung merusak ekosistem.
Sebagaimana berita yang dikabarkan pada 21 Februari 2005 yang menjadi Hari Sampah Nasional. Terjadi pencemaran besar-besaran baik di darat dan di laut mengakibatkan meledaknya gas methane dan berakibat fatal. Sebanyak 141 orang meninggal dunia dan 6 orang luka. Pembayaran ganti rugi sebesar Rp 56 miliar.
Kemudian dilanjutkan dengan rusaknya ekosistem yang berdampak pada tidak normalnya kehidupan hewan-hewan laut yang terancam punah.
Tindak lanjut sosialisasi ini, DLH Balikpapan mengajak para mahasiswa untuk membuat pengelolaan sampah sendiri dengan membuat Bank Sampah dan Biopori. Sehingga bisa melakukan pengurangan sampah sendiri menjadi lebih bermanfaat.
Kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan hari ini kapan lagi, karena kita semua adalah pejuang lingkungan. Semoga sedikit demi sedikit kita bisa mengurangi sampah plastik sehingga dapat terwujud lingkungan yang baik dan tidak merugikan makhluk hidup yang tinggal di sekeliling kita, tutur Agustina menutup kegiatan sosialisasi tersebut.* (Anggun Damayanti/STIS/Media Silatnas Hidayatullah/MCU)