stishid.ac.id-Dalam memperingati HUT Ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, SAR Hidayatullah Wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) mengadakan upacara bendera di Pantai Tanah Merah, Kutai Kartanegara (Kukar).
Upacara ini bernuansa “kearifan lokal” khas wilayah pesisir. Panitia upacara memanfaatkan kayu di sekitar pantai untuk dijadikan tiang bendera Merah Putih.
Prosesi upacara itu diadakan sebagai rangkaian Diklat SAR Hidayatullah bagi mahasiswa STIS Hidyatullah. Diklat selama 10 hari ini dibuka pada Rabu (10/08/2022) lalu.
Pelaksanaan upacara tersebut pun adalah seluruh peserta dan panitia Diklat SAR Hidayatullah ini.
Meski dilakukan pada siang hari karena sejak pagi air laut belum surut, namun upacara pada Rabu (17/08/2022) ini tetap berjalan dengan khidmat dan penuh semangat peserta.
“Awalnya kita sudah rencanakan pelaksanaan ini pada pagi hari, Bang, sekitar jam 7-an atau jam 8 pagi. Qadarullah ternyata sampai jam 11 siang air belum kunjung surut. Alhamdulillah sekitar jam 12 atau jam 1 siang air surut, langsung kita laksanakan upacara,” ungkap Ketua Panitia Diklat SAR, Hidayat.
Sebagaimana pada umumnya, di antara rangkaian upacara ini yaitu pengibaran bendera Merah Putih diiringi Lagu Indonesia Raya oleh seluruh hadirin. Kemudian mengheningkan cipta bagi pahlawan bangsa, pembacaan Undang-Undang Dasar, pembacaan naskah Pancasila, serta penyampaian amanat Pembina Upacara.
Pembina Upacara, M. Rizky Kurnia Sah, dalam amanatnya menekankan pentingnya anak-anak bangsa menyerap spirit kemerdekaan Indonesia.
Menurut Rizky, perjuangan para pahlawan bangsa dalam memerdekakan Indonesia, harus dijadikan bekal bagi generasi muda untuk terus merawat bangsa ini dengan semangat kerelawanan, keswadayaan, dakwah, dan cinta.
“Selain meningkatkan skill serta kesadaran sebagai seorang rescuer yang siap membantu siapapun dan kapanpun, hal terpenting yang perlu dituai adalah bahwa diklat ini adalah simulasi dari perjuangan sesungguhnya, bertahan dan berjuang menjalani kehidupan,” kata Rizky, Kadiv. Infokom PP SAR Hidayatullah.
Ia pun menekankan kecintaan kepada negara dengan berbuat yang terbaik.
“Jika kita mencintai negeri ini, apa yang harus kita lakukan? Tentu kita harus memberikan yang terbaik. Maka penting bagi kita untuk memperbaiki niat dalam belajar,” tambahnya.
Dengan niat yang baik dalam menuntut ilmu, lanjutnya, berarti telah turut berkontribusi yang banyak dalam memajukan dan membangun Indonesia.
“Kita kuliah di tempat yang dijaga dari hal-hal yang buruk, melalaikan, kita dikondisikan agar menjadi pribadi yang taat kepada Allah, menjadi orang yang baik, hal itu harus disyukuri,” Rizky tegas menyampaikan pesannya.
“Kita sudah tidak seperti orang dahulu yang harus dengan berdarah-darah mempertahankan dan mengambil alih negeri ini (dari penjajah) dengan berperang. (Kini) kita mempertahankan negara ini, menjaga negara ini, harus dengan adab, akhlak yang baik. Hal itu bagaimana bisa didapatkan? Yaitu dengan cara menuntut ilmu dengan niat yang baik,” tutupnya.*
(MUAS/Tim Media STIS Hidayatullah)