Praktek Kerja Dakwah Di 6 Provinsi, STIS Hidayatullah Lepas 210 Mahasiswa Jelang Ramadhan

 

 


STISHID — Pengabdian kepada masyarakat merupakan bentuk tanggung jawab mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh. Tak terkecuali mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah (STISHID) Balikpapan yang ditugaskan untuk mengabdikan diri di masyarakat.

Terhitung sejak awal bulan suci Ramadhan 1437 H (2016 M) Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah Balikpapan menugaskan 210 mahasiswa untuk melaksanakan Praktek Kerja Dakwah (PKD) yang menjadi bagian dari mata kuliah wajib mahasiswa selepas ujian akhir semester genap.

Pada tahun ini, PKD mahasiswa STISHID di sebar di 32 titik kota/kabupaten di enam provinsi berbeda. Keenam provinsi yang menjadi titik PKD mahasiswa yaitu Provinsi Kalimantan Timur dengan 5 kota/kaupaten, Provinsi Kalimantan Utara 1 kota , Keduanya terletak di pulau Kalimantan. Di pulau Jawa, tahun ini hanya berada di satu titik, yaitu Provinsi Jawa Barat satu Kabupaten.

[Baca Juga : Jelang Ramadhan, STIS Hidayatullah Tebar Mahasiswi Ke Sejumlah Daerah Di Nusantara]

Sedangkan tiga provinsi yang lain tersebar pulau Sulawesi, yaitu Provinsi Sulawesi Tenggara 11 kota/kabupaten, Sulawesi Barat 5 kota/kabupaten, dan Sulawesi Selatan 10 titik kota/kabupaten

Sesuai Tingkatan Semester

Wakil Ketua III STISHID Balikpapan, Heriyanto Muslim, menjelaskan meski ratusan mahasiswa yang dilepas untuk melakukan pengabdian di masyarakat dilepas secara bersamaan, namun untuk jangka waktu kuantitas PKD-nya ada perbedaan .

“Di antaranya ada yang pengabdiannya hanya sebulan, tepatnya hanya selama bulan Ramadhan saja. Yang lainnya hingga tiga bulan,” ucap Herianto kepada stishid.ac.id

Khusus mahasiswa pada tahun pertama, lanjut Herianto, mereka akan dikenakan tanggung jawab untuk PKD selama kurang lebih sebulan. Biasanya ini hanya berlangsung setiap bulan Ramadhan, karena permintaan beberapa masyarakat dari berbagai kota.

Sementara untuk praktek dakwah mahasiswa semester empat (tahun kedua) juga mirip dengan tahun pertama, juga selama sebulan, bedanya mereka ini (semester empat) akan melakukan PKD-nya di kampung halaman sendiri.

“Pada tahun kedua memang STIS memperbolehkan mahasiswanya untuk pulang kampung. Tetapi di sana (kampung halamannya) mereka tidak sekedar mudik, mereka dibebani tugas dakwah,” ujar ustadz kelahiran 26 tahun silam tersebut.

Sementara  mahasiswa tahun ketiga (lepas semester 6), diwajibkan bagi mereka untuk melakukan praktek dakwah selama 3 bulan, bahkan bisa lebih.

Khusus untuk ini, biasanya STIS bekerja sama dengan Pondok Pesantren Hidayatullah yang ada di seluruh Indonesia. Demikian penuturan Herianto.

Tidak Sekedar Praktek Kerja

Di kesempatan berbeda, Ketua STISHID Balikpapan, Abdurrohim, mengatakan, pengabdian masyarakat dimaksudkan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapatnya di bangku kuliah, serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kepedulian terhadap masyarakat.

“Pengabdian masyarakat bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu yang di dapat di bangku kuliah, dan mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi,’’ Kata dia, Selasa (05/06/2016).

Selain itu kata dia, pengabdian ini sebagai bentuk silaturahmi mahasiswa dengan masyarakat. “Mahasiswa memang harus dekat dengan masyarakat. Dengan silaturahmi, ilmu pengetahuan yang diperoleh mahasiswa di kampus, dapat tersalurkan,” kata dia.

“Selain itu, yang terpenting dari PKD ini, akan tumbuh kesadaran tanggung jawab untuk dapat membina iman dan kesadaran berislam masyarakat. Sehingga ketika lulus kelak, motivasi utama mereka (mahasiswa) adalah mencerahkan masyarakat dengan keilmuan syariah yang telah dipelajari dan diamalkan selama berkuliah di sini (STIS).” Demikian pemaparan pria kelahiran Berau, Kalimantan Timur ini.

Ketua Lembaga Pengkaderan dan Pendidikan (LPP) Hidayatullah Balikpapan, Abdul Ghofar Hadi, menerangkan bahwa,  istilah PKD  atau Praktek Kerja Dakwah adalah istilah khusus yang dipakai STIS Hidayatullah Balikpapan untuk menerjunkan para mahasiswa/wi-nya dalam mengemban kuliah praktek di masyarakat.

Istilah ini pada  perguruan tinggi lain memakai istilah KKN atau Kuliah kerja Nyata untuk mahasiswa di tingkat akhir.

Kata Ghofar, ada beberapa perbedaan PKD dengan KKN. Secara istilah PKD memberikan spirit ruhiyah dari perjalanan para Nabi, sahabat, dan ulama yang telah berjasa melakukan kerja dakwah sehingga Islam bisa kita dinikmati hingga saat ini.

Perbedaan lainnya, jika KKN Perguruan Tinggi pada umumnya berlangsung hanya pada akhir perkuliahan, PKD STIS Hidayatullah berlangsung setiap tahun selama perkuliahan. “Jadi hingga lulus mahasiswa minimal melaksanakan 4 kali praktek kerja dakwah,” lanjut Ghofar.

Lebih dari itu, Ghofar membeberkan, kegiatan PKD ini lebih kongkrit pada kegiatan dakwah dan tarbiyah, tidak simbolis atau seremonial saja.

“Mahasiswi diwajibkan PKD dan ditugaskan tidak secara ramai-ramai, tapi dua-dua. Bahkan ada yang satu orang untuk mengoptimalkan potensinya yang dipersiapkan untuk menjadi dai kelak,” terang pria yang juga pernah menjadi ketua STIS Hidayatullah ini.*/Abu Luna/STISHID

Berita ini juga dapat dibaca melalui Android. Segera Update aplikasi STISHID untuk Android . Install/Update Aplikasi STISHID Android Anda Sekarang !

Share

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp