STISHID — Hendaknya para orang tua bisa mendeteksi sejak dini potensi penyimpangan seksual dan terapinya pada seorang anak.
Demikian disampaikan oleh Sinyo Egie, konselor problem orientasi seksual yang juga pengurus Peduli Sahabat dalam acara Talk Show “Membendung Arus LGBT Melalui Keluarga” yang dihadiri oleh ratusan mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Balikpapan, beberapa hari lalu.
“Mulai dari sekarang setiap orang tua harus paham dan mengenali tentang perkembangan anaknya, terutama perkembangan biologis, orientasi seksual, dan sosial kejiwaan anak-anak,” ucap Sinyo menjelaskan.
Menurut penulis buku best seller “Anakku Bertanya tentang LGBT” ini, ketidakharmonisan orang tua dalam sebuah keluarga bisa menjadi penyebab daripada munculnya penyakit atau kelainan tersebut.
Termasuk ketika salah seorang di antara mereka tak peduli terhadap perkembangan kejiawaan anak-anaknya.
“Seorang bapak yang bersikap otoriter atau ibu yang terlalu dominan dalam mengurus anak dibanding pasangannya termasuk penyebab utama rusaknya masa depan anak,” papar Sinyo.
Termasuk jika anak itu berlebihan dilindungi oleh orang tuanya, juga bisa menghilangkan sifat keberanian dan kelaki-lakiannya, imbuh pria yang fokus menangani terapi penderita LGBT itu.
Dalam acara yang digelar di Gedung Hasanah Lukman, Jalan Mulawarman Balikpapan tersebut, pria yang bernama lengkap Agung Sugiarto ini menerangkan tentang fase pertumbuhan anak dan potensi ancaman tersebut.
Balita pada umumnya, kata Sinyo, membutuhkan perlindungan dari kedua orang tuanya. Disinilah dituntut harmonisasi peran kedua orang tua, tanpa menafikan satu di antara keduanya.
Selanjutnya pada usia 6-10 tahun (masa penguatan). Saat itu biasanya, masih menurut Sinyo, kecenderungan anak itu terpapar dari kelakuan orang tua sendiri. Penganiayaan kepada ibu, misalnya.
“Jadinya anak itu menganggap menjadi laki-laki itu harus kasar dan keras,” terang Sinyo.
“Atau anak laki-laki yang suka berdandan lalu dibiarkan oleh orang tuaanya. Bahkan kadang orang tuaa kagum dengan dandanan itu,” ucap Sinyo lagi.
Terakhir, Sinyo mengingatkan bahaya daripada penyakit menular LGBT tersebut.
Disebutkan di Indonesia, penderita penyakit homoseksual dan lesbian itu kian menyebar massif dan menimpa pemuda Muslim. “Sekitar 60% itu adalah remaja dan pemuda Muslim,” pungkas Sinyo menutup.
Talk show ini terselenggara atas inisiasi dari LP3M STIS Hidayatullah Balikpapan. */Kiriman Rifqiyati H / Tim Jurnalistik Mahasiswi STIS Hidayatullah Balikpapan
Berita ini juga dapat dibaca melalui Android. Segera Update aplikasi STISHID untuk Android . Install/Update Aplikasi STISHID Android Anda Sekarang !