Masyuma Respon Natal dan Tahun Baru dengan Diskusi Paganisme Romawi dalam Konsep Teologi Kristen

STISHID — Bertempat di kampus STIS Hidayatullah Balikpapan, Majelis Syuro Mahasiswa (Masyuma) STIS Hidayatullah mengadakan diskusi pada hari Jum’at (25/12/15). Kegiatan yang dimaksudkan sebagai refleksi akhir tahun ini, mengusung tema “Pengaruh Paganisme Romawi dalam Konsep Teologi Kristen”dan dihadiri seluruh pengurus Masyuma.

Hadir sebagai pemateri, Alumnus Pascasarjana Pemikiran Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor, Azhari, M.Pd.I

Dalam pemaparannya, Ustadz muda ini menjelaskan secara gamblang tentang peran dan pengaruh paham Paganisme Romawi terhadap ajaran Kristen.

Menurut beliau, ajaran Kristen tentang Trinitas, yang di antaranya menyatakan bahwa Yesus adalah tuhan atau anak tuhan, sebenarnya tidak serta merta langsung ada. Butuh beberapa waktu lamanya hingga diterima menjadi sebuah teologi.

“Hal ini karena peran Kaisar Constantin yang menyerukan agar Romawi menggunakan ajaran Kristen dalam kekuasaannya. Walaupun, ia sendiri adalah seorang paganis yang menyembah dewa matahari (sol invictus)”, demikian paparnya.

Bahkan, menurut Azhari, upaya itu hingga menyebabkan terjadinya voting, apakah Yesus itu tuhan atau manusia. Selanjutnya diputuskanlah dalam majelis pertama dalam sejarah terbentuknya agama Kristen yang disebut Konsili Nicea serta memilih pendapat yang menyatakan bahwa Yesus itu tuhan.

Pemateri yang juga dosen di STIS Hidayatullah Balikpapan ini, juga mengulas tentang sejarah Natal dan Tahun Baru.

“Tidak ada sumber valid yang menyatakan bahwa Natal atau kelahiran Yesus dan Tahun Baru berasal dari ajaran Kristen”, demikian ulasnya.

Tapi, lanjut beliau, itu semua adalah warisan dari model penyembahan dewa dewa Bangsa Romawi. Bahwa puncak pemujaan kepada dewa matahari adalah pada bulan Desember, sedangkan perayaan Tahun Baru adalah pemujaan pada dewa Janus (Januari).

Dalam surah Maryam ayat 22-25, masih menurut Azhari, sudah sangat terang dijelaskan proses kelahiran Isa as. Tapi ironis, justru sebahagian umat Islam malah latah ikut merayakan hari tersebut, yang sejatinya adalah bentuk pemujaan umat lain.

Menurut Ketua Majelis Syuro Mahasiswa STIS Hidayatullah Balikpapan, Muhammad Hakim Hidayat, acara refleksi akhir tahun ini, adalah respon terhadap perayaan Natal dan Tahun Baru yang dilakukan masyarakat dunia, khususnya umat Kristen.

“Tema ini sangat pas dalam merespon perayaan Natal dan Tahun Baru, agar umat Islam tidak ikutan hura hura pada hari itu”, demikian komentar mahasiswa asal Cilacap yang kini duduk di semester lima ini. *Kiriman Ojun, Alumni STIS Angkatan 5

Berita ini juga dapat dibaca melalui Android. Segera Update aplikasi STISHID untuk Android . Install/Update Aplikasi STISHID Android Anda Sekarang !

Share

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp