Diskusi Ilmiah Mahasiswa : Sejarah dan Penyimpangan Ajaran Syiah


STISHID — Ajaran Syi’ah sejatinya hasil infiltrasi dari Yahudi dengan tokohnya Abdullah bin Saba’, yang berhasil menyebar racun fitnah di Mesir dan Kufah, pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan, kemudian bergabung dengan kelompok Ali bin Abi Thalib pasca Tahkim di Shiffin.

Itulah salah satu kalimat yang ditangkap dari pemaparan Azhari, M.Pd.I dalam Diskusi Ilmiah yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIS Hidayatullah Balikpapan pada hari Jum’at (04/12/15).

Diskusi rutin dua pekanan yang berlangsung di gedung perkuliahan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa dan mengangkat tema “Sejarah dan Penyimpangan Ajaran Syiah”.

Pembahasan rinci tentang syiah, sebagaimana yang menjadi tajuk pada diskusi ini mendapat respon positif dari mahasiswa. Komentar Abdurrahman, mahasiswa semester tiga sebagaimana yang ditangkap media ini menjadi contohnya.

“Alhamdulillah, materinya menarik, penyampaiannya juga jelas. Yang selama ini, hanya mendengar berupa ceramah, kini semakin tahu bentuk penyimpangan ajaran Syi’ah itu seperti apa”, ujar mahasiswa asal Lombok, NTB tersebut.

Respon positif mahasiswa terhadap kegiatan diskusi wawasan keislaman yang menjadi program bidang pendidikan BEM ini menjadi pemicu semangat dari panitia.

“Insya Allah, materi kesejarahan dan wawasan keislaman, akan senantiasa kita jadikan tema besar dalam kegiatan diskusi ilmiah selama masa kepengurusan kami”, pungkas Muhtadin, Ketua Kabid Pendidikan BEM yang sekaligus sebagai Ketua Panitia.

Peran Yahudi dan Zoroaster

Dalam materi, dosen muda ini menjelasakan bentuk penyimpangan nyata yang dilakukan oleh syiah.
“Setidaknya, ada lima bentuk penyimpangan dalam ajaran Syi’ah. Kepalsuan al-Quran, Pengkafiran sahabat dan umat Islam, kedudukan imamah, dan nikah mut’ah”, paparnya penuh semangat.

Dengan tegas, alumni Program Kaderisasi Ulama (PKU) Universitas Ibnu Kholdun Bogor ini mengingatkan kepada mahasiswa untuk menyikapi fenomena syiah ini dengan dakwah dan tarbiyah.
Terakhir, ia memaparkan bahwa sesungguhnya keberadaan syiah tak lepas dari peran yahudi laknatullahu alaih.

“Sejak revolusi Iran pada akhir dekade 70-an, penyebaran paham Syiah ini semakin gencar, termasuk di Indonesia. Bahkan, sudah memasuki ranah militer, seperti yang sedang terjadi di beberapa negara Timur Tengah. Oleh karena itu, hendaknya kita menyikapi tantangan ini dengan lebih serius lagi, dalam dakwah maupun tarbiyah.”

“Latar belakang munculnya sekte Syi’ah sesungguhnya tak lepas dari peran infiltrasi ajaran Yahudi dan Zoroaster (Majusi) di dalamnya (yang berperan sebagai sutradara),” imbuhnya menutup presentasinya

Tegas Menolak Syiah

Sebagai salah satu perguruan tinggi (PT) Islam di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah (STISHID) sangat berkepentingan ikut merespon fenomena perkembangan syiah yang belakangan ini menjadi isu nasional. Sejak awal, segenap sivitas akademika STIS mengambil sikap tegas, menentang keberadaan sekte  syiah di Indonesia. [Baca : Dosen dan Mahasiswa STIS Hidayatullah Tolak Keberadaan Imigran Syiah di Balikpapan]

Bekerjasama dengan pemerintah dan para tokoh serta semua komponen umat Islam yang ada di Balikpapan, BEM STIS Hidayatullah juga telah (pernah) mengadakan seminar nasional yang khusus membongkar kedok kesesatan syiah dengan mengundang pakar syiah nasional. Seminar ini mendapat respon positif dari masyarakat Balikpapan. [Baca : SEMINAR NASIONAL “MENJAGA KESATUAN NKRI : Membuka Mata Masyarakat Tentang Ancaman Syiah”]
*/ Rizky Ibnu Sahl / STIS Hidayatullah

Berita ini juga dapat dibaca melalui Android. Segera Update aplikasi STISHID untuk Android . Install/Update Aplikasi STISHID Android Anda Sekarang !

Share

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp