Dai Wajib Kenali Tantangan Dakwah

Ilustrasi Dai Pedalaman

STISHID — Anggota Dewan Pertimbangan (DP) Pimpinan Umum Hidayatullah, Abdurrahman, SE. berharap para dai Hidayatullah terus berdakwah di jalan Allah hingga nantinya mereka tiba di puncak keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala (Swt). Hal itu disampaikan Abdurrahman di sela acara Musyawarah Nasional (Munas) IV Hidayatullah (7-10/11/2015).

Menurut Abdurrahman, keridhaan orang-orang beriman adalah menyadari bahwa Allah adalah Penguasa tunggal lagi Mahakuasa atas segala makhluk ciptaan-Nya.  Dengan bekal kesadaran tersebut diharapkan seorang beriman tak henti beribadah dan berusaha semaksimal mungkin meraih ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala (Swt). “Kalau sudah ridha maka berdakwah itu tidak lagi capek apalagi merasa rugi waktu atau tenaga,” Ucap Abdurrahman menyemangati.

Untuk mencapai hal itu, lanjut Abdurrahman, dibutuhkan ketekunan mujahadah dan berdoa kepada Allah. Olehnya pantang bagi seorang dai untuk lalai memohon kepada Allah dalam urusan apapun. “Tidak sepantasnya seorang dai melupakan Allah sedang seluruh kehidupannya sendiri bergantung kepada Allah,” Papar Dewan Pembina Hidayatullah Wilayah Jawa Timur tersebut.

Selanjutnya, Abdurrahman menerangkan berbagai tantangan dakwah yang mesti dihadapi oleh orang beriman. Pertama, penyakit hati terutama hasad atau dengki. Menurut Abdurrahman, penyakit hati adalah musibah yang menimpa internal diri dan organisasi dakwah. Orang yang terkena penyakit iri hati sulit untuk melihat kebaikan orang lain atau kelompok dakwah lainnya. “Penyakit tersebut harus dibersihkan karena bisa menghapus amal kebaikan seseorang,” Ungkap Abdurrahman.

Tantangan kedua adalah penyakit nifaq. Orang yang terpapar penyakit nifaq, lanjut Abdurrahman, terkadang maunya cari aman dan nyaman dalam sebuah komunitas berjamaah. “Ia seperti hewan Bunglon, tidak punya prinsip yang jelas,” Jelas Abdurrahman. “Disuruh shalatpun biasanya ia malas-malasan mengerjakannya,” Imbuh  Abdurrahman.

Selanjutnya adalah orang kafir. Sudah sunnatullah ada pertentangan abadi antara haq dan bathil. Masih menurut Abdurrahman, dinamika kehidupan di dunia ini harus dipahami dengan benar. “Hidup ini baru terasa hidup dan bermakna jika digunakan untuk memperjuangkan agama dan kebenaran,” Ujar Abdurrahman. “Tak ada kehidupan tanpa perjuangan dan tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan,” Jelasnya kembali.

Tantangan keempat yaitu setan dan para pengikutnya. Olehnya Allah mengajarkan agar orang beriman senantiasa berlindung kepada Allah dari godaan dan tipu daya setan. “Semakin ia dekat kepada Allah niscaya kian kuat benteng pertahanan yang dipunyai,” Ujar peraih award kategori “Honorable Mention” dalam acara Dies Natalis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB Unair) ke-54, belum lama ini. */Dokumentasi STIS Hidayatullah

Berita ini juga dapat dibaca melalui Android. Segera Update aplikasi STISHID untuk Android . Install/Update Aplikasi STISHID Android Anda Sekarang !

Share

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp