STISHID – Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang berhasil melahirkan kader penerus yang akan kelak akan menggantikan perjuangannya. Sebaliknya, pemimpin yang gagal adalah pemimpin yang tidak mampu melahirkan kader penggantinya.
Itulah kalimat yang selalu digaungkan oleh Abdul Ghofar Hadi di setiap kesempatan dan waktu. Ketika ngobrol, ketika rapat, dan bahkan ketika muncul keluh kesah (goncang) dalam perjalanan mengemban amanah.
Akhirnya, tanggal 1 Februari 2015 menjadi momen pembuktian dari kalimat di atas. Usaha dari ust. Ghofar (sapaan akrabnya) yang telah menahkodai kapal perjuangan STIS Hidayatullah sejak 2010 silam dibuktikan pada tanggal itu.
STIS Hidayatullah sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi pencetak kader militan milik Hidayatullah semakin bergaung dan professional. Dan yang lebih penting, STIS dalam kendali beliau sejak jauh hari telah menyiapkan para kader pengganti, dari tingkatan amanah yang paling kecil hingga yang besar. Salah satunya adalah pengganti Ketua STIS Selanjutnya.
Kini, kapal perjuangan yang bernama STIS ini telah memiliki nahkoda baru. Nahkoda tersebut bernama DR. Abdurrohim, M.Hum, kader muda yang telah malang melintang mengarungi lautan perjuangan ini.
Peralihan amanah Ketua STIS Hidayatullah ini ditandai dengan serah terima jabatan yang berlangsung di Kantor Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan. Suasana kesederhanaan namun sakral yang menjadi ciri khas STIS pun ditampilkan dalam momen bersejarah itu. Momen bersejarah itu terjadi pada hari Ahad, tanggal 1 Februari 2015 pukul 21.00.
Momen ini di hadiri oleh seluruh pengurus dan dosen STIS dan disaksikan oleh Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan.
Dalam sambutannya, Ustadz Zainuddin Musaddad menyegarkan kembali urgensi amanah kepemimpinan bagi seorang ilmuan. “Orang berilmu jika tidak meneruskan ilmunya ke ranah kebijakan, maka ilmunya bisa jadi racun. Bisa jadi dia hanya menjadi kritikus brutal.” ujar ustadz spesialis psikologi keluarga ini.
Menurut Zainuddin, kepimimpinan adalah moralitas. Melalui amanah kepemimpinan, seseorang dapat terukur moralitasnya, baik secara transendental maupun horizontal. “Yang terpenting bukan tuntasnya sebuah pekerjaan, meskipun itu juga penting, tapi bagaimana seorang kader mampu memposisikan diri untuk senantiasa bergantung kepada Allah, mewujudkan kesholehan pribadi. Indikatornya, kualitas dan kuantitas qiamullail (sholat malam) meningkat. Kalo persoalan profesionalitas, itu bisa teratasi dengan jam terbang” tegasnya.
Ustadz Gaffar Hadi dalam sambutannya menyampaikan hal-hal terkait saran dan harapan kepada segenap pengurus STIS, agar ke depan STIS bisa lebih baik lagi. “Kita perlu meningkatkan pencapaian-pencapaian yang sudah ada, dan hendaknya kekurangan yang masih ada harus dijadikan sebagai lahan mujahadah” ujarnya bersemangat.
Menurut ustadz kelahiran Nganjuk itu, dalam hal berorganisasi, aspek moralitas harus selalu menjadi perhatian utama. Terkhusus perkara tabayyun. “Tabayyun itu merupakan keniscayaan dalam berorganisasi, agar hati-hati kita terjaga dari prasangka-prasangka negatif kepada orang lain yang belum tentu bersalah” tegasnya.
Adapun Ketua STIS terpilih, Dr. Abdurrohim, dalam sambutannya memaparkan secara singkat visi dan misinya yang akan diwujudkan dalam era kepemimpinan kedepan. “Perguruan tinggi yang berhasil dapat dilihat dari tiga indikator, hasil belajar yang sesuai target, fasilitas yang memadai dan terus meningkat, serta kesejahteraan para pengajar.” janji ustadz Abdurrohim dalam sambutannya. Sontak kata-kata disambut dengan ucapan amin dari seluruh hadirin.
Kini, Ustadz Ghoffar diberi amanah yang lebih besar lagi, yaitu sebagai Direktur Lembaga Pendidikan dan Pengkaderan Hidayatullah (LPPH). Lembaga yang membawahi seluruh tingkat pendidikan di kampus, meliputi PAUD, TK, MTs, MA dan STIS Hidayatullah. LPPH berada di bawah naungan Yayasan induk Hidayatullah Balikpapan.
Dan kini, ditangan Ustadz Rohim (panggilan akrab DR. Abdurrohim) lembaga menaruh harapan besar. Harapan agar STIS bisa lebih baik, harapan agar STIS bisa lebih berwibawa, serta harapan-harapan lain yang harus dipenuhi dan dilengkapi kekurangannya.
Selamat buat ustadz Ghofar dan Ustadz Rohim. Kami selaku kader yang diberi amanah untuk membantu memikul beban yang dilimpahkan kepada kalian siap berjuang untuk mewujudkan misi membangun PERADABAN ISLAM. */ Ibnu Sahl / STISHID