STISHID– Ada ungkapan klasik, tak akan lari rejeki dikejar. Ungkapan klasik itu bisa menggambarkan “nasib baik” sepuluh orang santri dari pelosok Balikpapan, Kalimantan Timur belum lama ini yang beruntung mendapat kesempatan menimba ilmu di kampung Inggris Pare, Kediri, Jawa Timur.
Bekerja sama dengan Baitul Mal Hidayatullah (BMH), M.Ts Raadhiyatan Mardhiyyah mengutus santri-santri berprestasi tersebut dengan “Program Studi Tour” yang bertajuk “Speak English, We Can!”
Dengan mengusung tema di atas, para santri tersebut akan memperdalam Bahasa Inggris di Brilliant English School, Pare selama dua pekan (10-24 Jan 2015).
Semasa menimba ilmu, para santri juga didampingi oleh seorang guru dan seorang pengasuh.
“Alhamdulillah, ini semata apresiasi atas ketekunan dan prestasi belajar mereka selama ini,” ujar Arfan, Kepala M.Ts Raadhiyatan Mardhiyyah Putra.
Untuk diketahui, M.Ts Raadhiyatan Mardhiyyah Putra adalah salah satu jenjang pendidikan dasar dan menengah yang dikelola oleh Departemen Pendidikan Putra dan bernaung di bawah Yayasan Pesantren Hidayatullah, Balikpapan.
Layaknya sebuah pesantren, Hidayatullah Balikpapan juga membagi wilayah dan aktifitas antara santri putra dan putri. Masing-masing memiliki bangunan sekolah, asrama dan masjid yang terpisah serta guru-guru yang tidak sama. Guru-guru putra mengajar di madrasah khusus putra dan sebaliknya.
Menurut Arfan, ada beberapa target yang hendak dicapai dalam program tersebut. Selain peningkatan skill berbahasa yang terus dipacu, M.Ts Radhiyatan Mardhiyyah juga berharap bisa menjadikan Program Bahasa Asing sebagai nilai plus bagi siswa-siswanya.
“Kami ingin santri-santri itu kembali ke sekolah dan sudah bisa mewarnai kawan-kawannya di asrama dan di sekolah,” ungkap Arfan menjelaskan.
“Minimal ada kultur berbahasa yang terbangun perlahan-lahan,” imbuh Arfan kembali.
Dikatakan Arfan, saat ini M.Ts Raadhiyatan Mardhiyyah terus mengadakan pembenahan pelayanan kepada para guru dan siswa-siswanya. Khusus untuk program unggulan, madrasah tsanawiyah yang juga dikenal dengan sebutan Sekolah Pemimpin itu memiliki beberapa item program.
Di antaranya adalah Program Hafalan al-Qur’an (Tahfidz) dan Bahasa Arab serta Inggris.
“Kami mohon dukungan, semoga seluruh program yang direncanakan bisa berjalan lancer,” ungkap Arfan yang juga jebolan dari pesantren yang sama.
Kegiatan studi tour perdana ini mendapat apresiasi dari para orangtua santri. Mereka berharap hal ini bisa menjadi program rutin yang mendorong setiap siswa untuk terus berlomba dan berprestasi.
“Ini program yang bagus. Bisa menjadi ajang pengembangan skill anak-anak sejak dini,” ungkap Bambang Supriyono, orangtua Afif Nur Basri, siswa kelas IX A yang turut dalam program tersebut.
“Alhamdulillah, senang rasanya bisa terpilih ikut program ini.” Ujar Afif tersenyum.*/Masykur Abu Jaulah