Taklim Jurnalistik Mahasiswa dengan Wartawan KMH dan JITU

Stishid– Bertempat di masjid ar-Riyadh, puluhan mahasiswa STIS yang terdiri dari tim jurnalistik mahasiswa, Mapala el-Hamasah dan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa berkesempatan mengikuti taklim jurnalistik.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Bidang Akademik STIS Hidayatullah ini diisi oleh wartawan dari dua Media Islam Nasional. Kedua pembicara tersebut yaitu Ibnu Syafaat, dari Kelompok Media Hidayatullah (KMH), dan Fajar Shadiq, dari Jaringan Islam Bersatu (JITU).

Dihadapan mahasiswa, Ibnu Syafaat bercerita caranya masuk ke dunia jurnalistik yang saat ini sedang digandrunginya. “Tidak bercita-cita dalam diri untuk menjadi wartawan, akan tetapi Allah menakdirkan saya terjun di dunia jurnalistik, ini bukan kesengajaan,” tuturnya.

Dakwah tidak harus dengan berceramah, tapi bisa juga lewat tulisan. Dakwah bil qolam (menulis) lebih efektif. Ceramah hanya bisa didengar 100 orang, sedangkan menulis bisa didengar ribuan orang, katanya kepada mahasiswa.

Sedangkan Fajar sebagai pemateri kedua mengungkapkan kebathilan media massa sekarang. “Memberitakan sebuah fitnah, memutar balikkan fakta, memanipulasi data, memperbesar kebathilan, dan meredupkan kebaikan. Itulah kejahatan dari media massa sekarang.” Ucap pria kelahiran Jakarta ini.

Tidak banyak jurnalis muslim yang hadir di era global ini. Justru Negara baratlah yang menguasai media massa, seperti facebook, televise, dan lain-lain, lanjutnya menimpali.

Di akhir penyampaikannya, pria keturunan bugis ini mengutip perkataan Imam Ghozali tentang pentingnya menjadi penulis. “Kalau engkau bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis. Satu peluru bisa menembus satu kepala, satu tulisan bisa menembus ribuan kepala, tutupnya */Rahmatullah Rahman/Tim Jurnalis BEM STIS Hidayatullah

Share

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp