Menapaktilasi Hijrah Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam Ala Mahasiswi STIS Hidayatullah Balikpapan

Stishid.ac.id- Badan Eksekutif Mahasiswi (BEM) STIS Hidayatullah Balikpapan menyambut tahun baru hijriyah 1436 H dengan mengadakan kuliah umum mengenai hijrah pada hari Sabtu (18/10). Kegiatan yang disponsori oleh Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswian STIS Hidayatullah ini diisi oleh ustadz Nashirul Haq dengan tema “Menapaktilasi Hijrah Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam“. Kegiatan ini  diselenggarakan di aula STIS Hidayatullah dan diikuti oleh seluruh mahasiswi serta dosen putri.

Cara Mengeksistensikan Makna Hijrah

Dalam pemaparannya, rektor pertama STIS Hidayatullah Balikpapan ini memberi gambaran cara mengeksistensikan hijrah dengan menjadikan Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam sebagai tauladan. Menurutnya, cara terbaik seorang muslim menterjemahkan makna hijra Nabi adalah dengan usaha dan mujahadah, tak hanya bergantung pada do’a dan tawakkal. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh  Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam dalam dakwahnya. Nabi memulai dakwahnya di tanah mekah yang pada saat itu mayoritas masyarakatnya mengikuti agama nenek moyang yang menyimpang. Kaum kafir yang tak suka dengan dakwah beliau akhirnya memburu beliau, Allah subhanahu wa ta’ala  memperintakan beliau untuk berhijrah, dan  berbagai upaya lain beliau lakukan untuk bisa menyelamatkan diri, dari bersembunyi di gua tsur hingga penyamaran sahabat Ali bin Abi Thalib ra.

Sebenarnya bukan suatu ketidak mungkinan jika Allah subhanahu wa ta’ala menolong beliau, apa lagi beliau adalah kekasih Allah. Tapi disinilah tersirat pesan bahwa segala tujuan yang akan kita capai itu butuh usaha dan perjuangan. Tak hanya bermodal do’a dan tawakkal saja. Inilah salah satu ibroh yang dapat kita ambil dari makna hijrah tersebut. Ucapnya dihadapan mahasiswi.

Tak hanya mengambil contoh dari Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam, menantu pendiri pesantren Hidayatullah ini juga mengambil contoh dari beberapa ulama terdahulu, mengenai bagaimana usaha mereka dalam menuntut ilmu hingga lupa makan. Inilah tanda keseriusan mereka dalam mencapai suatu tujuan.

Diakhir taushiyahnya, ustadz kelahiran Wajo ini berpesan kepada mahasiswi bahwa mujahadah dan usaha yang keras sangat berpengaruh dalam menuntut ilmu. Apa yang kita tanam sekarang maka hasilnya akan terlihat dimasa yang akan datang.*/Aufa Az-Zarkasiy/mahasiswi Stis Hidayatullah.

Share

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp