Melestarikan Spirit Muharrom dan Hijrah Ustadz Abdullah Said

STISHID.AC.ID– Hari Jum’at (24/10) petang hari adalah hari yang spesial bagi umat Islam, sebab bertepatan dengan masuknya sholat maghrib, bersamaan dengan itu kalender hijriyah menunjukkan tanggal 1 Muharrom, yang artinya pada hari itu terjadi pergantian tahun baru. Tahun baru yang dimaksud adalah tahun baru hijriyah yang ke-1436. Kedatangan tahun baru ini adalah moment bersejarah dalam Islam. Sebab tertulis dalam sejarah, hijrah adalah moment penting yang menjadi titik balik kebangkitan Islam dalam memasuki era baru yaitu Madinah. Tahun Baru Hijriyah memang bukan hari raya tapi termasuk hari yang senantiasa diperingati oleh umat Islam. [Baca ; Semarak Tahun Baru Hirjiyah di Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan]

Pesantren Hidayatullah merupakan salah satu komunitas masyarakat muslim yang konsisten memperingati momen tanggal 1 Muharrom, tidak sekedar semata-mata memperingati pergantian tahun hijriyah, namun juga tanggal 1 Muharrom selalu dijadikan momentum untuk memperbaharui spirit kader dalam memperbaharui  niat perjuangan, termasuk di dalamnya penguatan komitmen untuk terus berada dijalur perjuangan demi menggapai cita-cita mulia, yakni tegaknya peradaban Islam.

Yang terpenting dari momen Muharram bagi pesantren Hidayatullah nilai historinya, sebab pada bulan inilah para perintis Hidayatullah memasuki kampus Gunung Tembak. Dan bahkan sebagaimana mengutip perkataan ustadz Nashirul Haq ketika memberikan penguatan spirit muharom di hadapan warga Pondok Pesantren Hidayatullah Pusat Balikpapan, di Pedoman Dasar Organisasi (PDO) Hidayatullah menyatakan bahwa tanggal 1 Muharom merupakan hari kelahiran Hidayatullah.
Beliau juga menimpali sejak pesantren ini dirintis pada tahun 1975 silam,  Allahuyarham Ustadz Abdullah Said mengadakan Silaturahmi Nasional (Silatnas) yang dihadiri oleh seluruh kader Hidayatullah seluruh Indonesia di Gunung Tembak. Di momen inilah, ustadz Abdullah Said Rahimakumullah menanamkan spirit hijrah yang tertuang dengan nilai Sistematika Nuzulnya Wahyu (SNW) kepada seluruh kader. Ustadz Abdullah Said juga selalu menekankan kepada seluruh kader untuk selalu memperbaharui niat dalam mengemban misi dakwah, memperkuat komitmen perjuangan dan menanamkan cita-cita membangun peradaban Islam kepada seluruh kader.

Nilai lain yang bisa kita dapatkan yang berkaitan dengan sejarah lembaga dari momen tahun baru ini adalah spirit hijrah. Bisa dikatakan bahwa semua yang ada di Gunung Tembak pada awal perintisan lembaga ini adalah kaum Muhajirin, orang-orang yang berhijrah dari kampung halamannya. Hijrah para perintis dan santri awal lembaga ini bersifat totalitas, tidak hanya hijrah teritorial (berpindah tempat) saja, namun juga menghijrahkan hati, jiwa dan raganya demi perjuangan Islam.

Oleh karenanya, wajib bagi setiap kader pelanjut lembaga ini untuk menjaga dan melestarikan spirit Muharom dan Spirit hijrah yang telah diwariskan oleh Ustadz Abdullah Said Rahimahullah.
Dan momentum muharom ini harus selalu diperingati, baik secara individu maupun kelembagaan. Bagi individu, momentum hijrah tahun ini hendaknya benar-benar kita maknai sebagai media perubahan diri yang maksimal dalam penyempurnaan iman dan ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala. Sebab, jika tidak, boleh jadi kita merasa biasa saja dalam hidup ini. Seolah telah menjadi baik, padahal belum. Momentum hijrah ini adalah media yang tepat untuk mendata secara mendetail siapa sebenarnya diri kita. Apakah yang paling kita cintai dalam hidup ini, apakah yang paling sering kita pikirkan dalam hidup ini, dan apa yang sebenarnya ingin kita raih dalam kehidupan dunia ini.
Menghadirkan pertanyaan semacam itu misalnya, akan sangat membantu setiap jiwa mengetahui siapa dirinya dan kemudian menetapkan tujuan dan posisi sebagai seorang Muslim secara tepat. Sebab, disadari atau tidak, kita evaluasi atau tidak diri kita, atau kita catat atau tidak amal perbuatan kita, Allah melalui malaikat-Nya tak pernah lengah mencatat amal kita sehari-hari.

بِقَوْمٍ سُوءاً فَلاَ مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.” (QS. Ar Rad [13]: 11).

Di sinilah setiap Muslim harus melakukan agenda perubahan. Dengan spirit hijrah, itu bukan suatu yang mustahil. Sebab, Allah tidak akan pernah merubah suatu kaum (termasuk pribadi kita) jika kita sendiri tidak mau merubahnya.

Jika Rasulullah dan sahabat berhasil menjadi Muslim kaffah dengan berhijrah, dan juga Allahuyarham Abdullah Said dan para sahabatnya berhasil mendirikan miniatur peradaban Islam. Mengapa kita sebagai kader pelanjut tidak meneladani mereka dengan target dan tujuan yang sama sebagai wujud nyata bahwa kita benar-benar ingin telah berhijrah? Wallahu a’lam bishshowab.*/Ibnu Sahl/stishid.ac.id

Share

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp