Abdul Aziz Kahar Muzakkar: “URGENSI KADER UNTUK PERJALANAN HIDAYATULLAH KE DEPAN”


Stishid.ac.is- Meski kehadirannya di Balikpapan sangat singkat, hanya untuk menghadiri pernikahan anak dari Ustadz Abdul latief Usman hari Ahad (21/9), anggota Dewan Syuro Hidayatullah Abdul Aziz Kahar Muzakkar berkesempatan memberikan taushiyah kepada warga Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan.

Dalam tausyiah yang berlangsung ba’da (setelah) shalat shubuh di masjid ar-Riyadh Balikpapan tersebut, beliau memaparkan fenomena kontradiksi yang terjadi di masyarakat saat ini. Kontradiksi antara haq dan bathil di era modern ini semakin mengerucut dan sengit.

“Perkembangan Islam di Barat semakin maju. Terbukti semakin banyaknya kegiatan khuruj dari Jamaah Tabligh dan ramainya masjid-masjid di Eropa. Anggota HTI juga semakin banyak  untuk menyuarakan khilafah Islamiyah. Informasi terbaru ISIS, terlepas dari pro kontra di dalamnya,namun anggotanya kebanyakan dari muslim Eropa. Kemudian banyak terbit buku-buku pemikiran Islam berasal dari muslim-muslim Eropa.” Ujarnya memulai taushiyah.

Selanjutnya, Ketua Komite Penegakan Syariat Islam Sulawesi Selatan (KPPSI) ini menimpali bahwa semaraknya orang menghafal Qur’an dan banyaknya tumbuh lembaga tahfidz menjadi bukti gairah umat Islam dalam mengamalkan Islam. Berbagai methode menghafal juga berkembang, ada yang menemukan methode 40 hari, 4 bulan, 6 bulan. Beliau juga mengambil contoh pengalaman putra putrinya yang sedang menghafal al-Qur’an.

Bahkan di dua televisi swasta pada bulan Ramadhan lalu menyiarkan acara Hafidz Indonesia dan Hafidz Qur’an. Di acara itulah Allah menunjukan mukjizat al-Qur’an karena peserta yang masih kecil bahkan balita sudah bisa menghafal al-Qur’an. Bahkan salah satu kontestan yang baru usia 5.5 tahun sudah bisa menghafal 29 juz. Artinya bukan lagi dongeng bahwa para ulama-ulama dulu sejak usia balita sudah bisa menghafal al-Qur’an.

Apalagi di Gaza, anak-anak Palestina dengan mudahnya menghafal al-Qur’an, padahal dalam kondisi perang berkecamuk dan kehidupan kekurangan setiap hari. Bahkan setiap rumah wajib memiliki penghafal qur’an. Inilah yang menjadi salah satu sebab, Israel tidak pernah bisa mengalahkan Palestina karena banyak para penjaga (penghafal) Mukjizat Allah sehingga Allah menjaga mereka.

Namun kemajuan dunia saat ini juga menjadikan fenomena kedua yaitu mempercanggih kemaksiatan dengan segala jenisnya.tidak hanya di kota, dipelosok dan pegunungan juga merata terjadi kemaksyiatan. Melalui tehnologi HP, internet dan perpaduan keduanya dengan HP android, maka mudah sekali orang dan anak-anak untuk mengakses situs-situs yang berbau maksiat.
Sehingga terjadilah pelecehan seksual, pergaulan bebas, penyimpangan seks, pemerkosaan dan sejenisnya. Sebagai dampak dari tehnologi yang canggih. Belum lagi kriminalitas, penipuan dan korupsi juga semakin canggih modus operasiinya.

Maka disinilah peran dai dan lembaga dakwah untuk meretas problematika umat. Musuh-musuh Islam juga bergerak untuk membatasi dan menumpas segala bentuk gerakan yang mengarah pada khilafah, daulah, penegakkan syariah. Kalau ada lembaga Islam yang di sana hanya bergerak pada bidang spritual dan pendidikan, biasanya tidak  terlalu merisaukan Barat, meskipun jumlah ribuan anggotanya, bahkan mereka akan dibantu  dengan suplai pendanaan. Karena itu tidak membahayakan.

Namun jika ada sekelompok orang, meskipun hanya berjumlah hitungan jari. Jika ada ideologi dan cita-cita untuk menegakkan syariah Islam. Maka musuh-musuh Islam segera bertindak untuk menumpasnya dengan cepat. Segala cara akan ditempuh untuk membinasakan lembaga atau pribadi-pribadi dengan dalil teroris, sparatis atau yang lain.

Sehingga Hidayatullah tidak berada dalam polemik di atas, sebab mainstremnya adalah dakwah dan tarbiyah untuk membina keumatan. Hidayatullah tumbuh di mana-mana dengan giat mendirikan lembaga pendidikan dan melayani kebutuhan umat untuk mendapatkanpencerahan dakwah Islam. Maka penguatan manhaj ini sangat penting untuk generasi-generasi kedepan. Perjalanan Hidayatullah sangat di masa yang akan datang sangat dipengaruhi oleh pemahaman manhaj dari para generasinya sekarang.

Inilah pentingnya lembaga pengkaderan untuk mencetak kader-kader militan yang memiliki kompetensi dan komitmen. Di akhir tausyiahnya beliau berbarap kepada seluruh pimpinan wilayah dan daerah untuk bisa mengirim kader-kader terbaik lulusan SMA atau MA ke STIS Hidayatullah Balikpapan. karena sekarang ini banyak kader-kader Hidayatullah yang belajar ke luar negeri, secara keilmuan insyaallah mumpuni namun komitmen kelembagaan tentu masih harus melalui proses yang panjang.*/Abdul Ghofar Hadi/stishid.ac.id

Share

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp