Yang Unik dari diri Prof. DR. Mansyur Ramli

Stishid.ac.id- Kehadiran Prof. Mansyur Ramli di kampus STIS Hidayatullah Balikpapan ternyata menjadi perhatian khusus beberapa orang. Menjadi salah satu orang penting di pemerintahan tentu memberi kesan tersendiri. Mengundang perhatian banyak kalangan tentu untuk mengetahui lebih mendalam tentang diri sang prof tentu sudah menjadi hal yang lumrah. Mulai dari sikap dan perkataan-perkataan tentu akan dicatat sebagai untuk berbagai kepentingan, mulai hanya  sebagai catatan kaki biasa sampai dijadikan bahan informasi.

Salah satunya adalah Ketua STIS Hidayatullah balikpapan Ustadz Abdul Ghofar Hadi, M.S.I. Penulis buku Catatan Kaki-kaki santri ini merekam beberapa hal yang unik dari ‘pak Prof’  selama kunjungannya ke STIS Hidayatullah dalam bentuk tulisan.

Berikut ini sepenggal kisah unik ‘pak prof’:

1. Pelatihan perbankan syariah kepada non muslim

Beliau sering diundang sebagai pembicara di luar negeri. Salah satunya beliau pernah diundang untuk menjadi pembicara di Muanthai di hadapan 500 orang sebagai angkatan dari 10.000 yang dilatih untuk menjadi pakar perbankan syariah. Sebelum memulai pelatihan beliau bertanya,“Coba angkat tangannya yang beragama Islam?“ tidak ada satupun yang angkat tangan. Kemudian beliau bertanya lagi,“Siapa diantara kalian yang beragama non Islam?,“ Ternyata semua angkat tangan.

Disinilah beliau tertegun,“Kog bisa kalian orang-orang Thailand yang non muslim semangat belajar perbankan syariah, untuk apa?“ salah satu diantara mereka menjawab,“ Bukankah mulai sekarang sudah mulai dibuka pasar bebas di Asia dan kami melihat perbankan syariah ini memiliki prospek cerah untuk menggeser perbankan konvensional. Sehingga semua yang ikut pelatihan ini, siap untuk ditugaskan ke Indonesia, Malaysia dan negara-negara Timur Tengah untuk menjadi tenaga ahli perbankan syariah“

Prof tidak mau berhenti bertanya, « kalau kalian kerja di perbankan syariah pasti diharuskan untuk memakai jilbab »

“Ah, itu masalah tehnis, kan banyak toko dan di pasar yang menjual jilbab“ jawab mereka.

Ini adalah tantangan nyata bagi umat Islam di Indonesia. Kalau tidak meningkatkan kualitas peserta didiknya maka Indonesia ini akan dibanjiri oleh tenaga-tenaga kerja dari luar negeri dan tidak bisa
dibendung karena seperti itu kesepakatannya.

2. TERBIASA BANGUN JAM 03.00

Salah satu kesyukuran beliau kepada orang tuanya adalah sejak kecil dibiasakan bangun sebelum subuh yaitu jam 03.00. Kalau jam 03.00 belum bangun maka siap-siap disiram air oleh ibunya. Sehingga setiap malam beliau sejak kecil sudah terbiasa bangun sebelum jam 03.00 untuk
shalat malam dan belajar, sebab kalau jam 03.00 belum bangun pasti disiram air oleh ibunya.

Pendidikan orang tuanya inilah yang sampai sekarang masih menjadi kebiasaan dan banyak manfaatnya. Pengalaman pergi dalam maupun luar negeri, meskipun rapat atau pertemuan sampai jam 01.00, sempat ada khawatir tidak bisa bangun jam 03.00, namun Alhamdulillah tetap bisa bangun jam 03.00.

Maka pembiasaan berbuat baik itu penting, meskipun awalnya harus dipaksakan. Insyaallah manfaat sangat luar biasa bagi masa depan anak itu sendiri. Sehingga mendidik anak tidak dengan manja dan permisif membolehkan segala hal, tapi harus tega untuk membiasakan kebaikan-kebaikan sejak dini.

3. MULAI SAJA, Insyaallah Allah Bantu

Dalam berbuat baik, jangan ditunda-tunda dan ragu-ragu, mulai saja. Ini pengalaman beliau sejak muda saat terlibat pembangunan masjid al markas. Waktu rapat panitia, beliau adalah peserta paling muda, saat itu tidak ada bayangan bahwa masjid al markas bisa semegah sekarang. Hampir semua panitia pesimis, membangun masjid dari mana dananya, siapa yang mau memberi sumbangan dana. Beliau memberanikan diri untuk mengusulkan, “Mulai saja, Insyaallah Allah akan bantu”.

Benar saja, setelah peletakan batu pertama. Berbondong-bondong orang membantu semen, batu bata, kayu, uang dan tenaga. Sehingga jadilah masjid al markas yang sekarang ini.

Termasuk pengalaman beliau memimpin Universitas Muslim Indonesia selama dua periode. Banyak memulai proyek-proyek baru seperti mengakusisi sebuah rumah sakit, membuka fakultas kedokteran,
mewajibkan mahasiswi berjilbab. Awalnya tidak mudah tapi harus segera dimulai, insyaallah Allah bantu. Namanya saja niat berbuat baik dengan cara yang baik, Allah tidak diam untuk membantu kita.

4. Teman beraliran Sesat

Ada pengalaman menarik beliau. Pernah suatu ketika anak temannya mengeluh kepadanya, “Om-om, bapak sekarang ikut aliran sesat” katanya dengan wajah gelisah. “Apanya yang sesat?” Tanya beliau kepada anak temannya tersebut dengan heran.

“ Begini bapak setiap malam, melaksanakan shalat taraweh, padahal ini kan bukan Ramadhan.” Kata anak tersebut.

Akhirnya suatu hari beliau menyengaja untuk menemui temannya tersebut dan mengklarifikasi kesesatannya menurut anaknya. “ Eh, apa betul kamu setiap malam melaksanakan shalat taraweh meskipun di luar bulan Ramadhan” tanyanya

“Siapa bilang?” Jawabnya

“ anak-anakmu”

“Oh, begini. Saya ini kan kerja dari pagi sampai jam delapan malam, dan saya sangat sibuk tidak tahu jam sehingga tidak sempat shalat. Makanya kalau sudah pulang kerja di rumah, saya rapel shalat saya dari dhuhur, ashar, maghrib dan isya’. Katanya ringan tanpa rsa bersalah.

“Oh, pantas saja, kamu dibilang sesat oleh anak-anak. Karena memang tidak ada ajaran Islam untuk merapel shalat dalam satu waktu seperti itu.

Inilah bukti pemahaman umat Islam terhadap ajaran Islam masih sangat minim.*/ Abdul Ghofar Abu Yasin/stishid

Share

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp