
stishid.ac.id – Sebuah kegiatan edukatif dan spiritual digelar oleh Departemen Pendidikan dan Perkaderan Putri (DPPP) Ponpes Hidayatullah Balikpapan pada Senin, 13 Dzulhijjah 1446 H (9/6/2025). Kegiatan bertajuk “Manasik Haji” ini diikuti oleh santri dari jenjang MI, SMH (MTs, MA, dan UM), hingga perguruan tinggi, mahasiswi dari Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah Balikpapan.
*Penanaman Nilai Keislaman
Manasik ini dirancang sebagai bentuk penanaman nilai keislaman melalui pengalaman langsung yang menapaktilasi jejak perjalanan Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW dalam ibadah haji. Dengan suasana yang disetting menyerupai pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci, para peserta diajak untuk memahami setiap prosesi dengan sungguh-sungguh.
Tahun ini yang mendapat giliran kepanitiaan adalah dari jajaran guru SMH Raadhiyatan Mardhiyyah Putri Balikpapan. Bertugas menyiapkan tempat, bagaimana berjalannya acara, hingga masak sajian untuk seluruh santri dan tamu undangan.
“MasyaAllah, suasananya seperti nyata di Mekkah. Meskipun ini hanya simulasi, tapi benar-benar terasa maknanya. Kita jadi paham betapa besar perjuangan fisik dan batin dalam berhaji,” ujar salah satu mahasiswi STIS dengan penuh haru. Ia juga menyampaikan harapannya agar kegiatan ini menjadi wasilah untuk bisa menunaikan haji yang sesungguhnya di masa mendatang.
*Lelah, tetapi Tetap Antusias
Antusiasme terlihat jelas dari para santri dan mahasiswi yang mengikuti setiap tahapan dengan penuh semangat. Mereka juga menampilkan kreativitas dengan membawa atribut dan mengenakan pakaian bertema khas negara masing-masing, menambah warna dan keceriaan dalam pelaksanaan kegiatan. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri dan sekaligus bagian dari perlombaan antar kelompok.
*Makna Sabar dan Ikhlas Diuji
Kegiatan manasik ini bukan sekadar rutinitas, tetapi sarat akan pelajaran berharga. Nilai kesabaran, keikhlasan, serta kedisiplinan benar-benar diuji selama proses berlangsung. Perjalanan panjang yang harus ditempuh dari satu titik ke titik lain mengajarkan arti penting dari keimanan dan keteguhan hati dalam menjalankan perintah Allah.
“Semoga semua santri bisa serius mengikuti kegiatan ini dan banyak mengambil hikmah di dalamnya,” pesan Ustadzah Husnaini Halim, S.Ag., pengawas kegiatan dari Departemen Pendidikan dan Perkaderan Putri (DPPP). Ia berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi media pembelajaran ruhiyah sekaligus sosial yang bermanfaat bagi santri dan mahasiswi.
*Sajian Penutup, Simbol Ukhuwah
Sebagai penutup, seluruh peserta berkumpul dalam suasana hangat dan akrab untuk menikmati sajian khas Nusantara, yaitu Coto Makassar dari Sulawesi Selatan. Makan bersama ini menjadi simbol ukhuwah dan rasa syukur atas suksesnya kegiatan yang berjalan dengan lancar dan penuh berkah.
Kegiatan manasik haji ini diharapkan menjadi program tahunan yang terus disempurnakan, mengingat besarnya manfaat yang dirasakan oleh para peserta. Semangat, kebersamaan, dan nilai keislaman yang tertanam diharapkan bisa menjadi bekal dalam kehidupan santri dan mahasiswa ke depan.
Oleh: Qoonita/MediaSTIS✨