stishid.ac.id. – Di tengah hamparan ladang yang subur, di mana ilmu pengetahuan bersemi bagaikan tunas baru, mahasiswa diibaratkan sebagai kecambah yang penuh harapan. Mereka menjelajahi dunia perkuliahan dengan semangat membara untuk menggapai cahaya matahari—simbol dari tujuan dan pengetahuan. Setiap hari adalah peluang baru bagi mereka untuk berinteraksi dengan “matahari” itu, bukan untuk bersembunyi di balik bayangan ketidakpedulian.
Mahasiswa: Kecambah yang Menggapai Sinar
Mahasiswa adalah kecambah yang tumbuh dengan hasrat untuk mencari sinar kehidupan. Dalam pencarian mereka akan pengetahuan, mereka dituntut untuk aktif, berjuang meraih cahaya, dan tidak berlari dari matahari. “Jika perguruan tinggi ini dianalogikan dengan pertanian, maka STIS bagaikan ladang, dosen bagaikan petani, mahasiswa bagaikan kecambah,” ucap salah satu dosen yang akrab disapa Mas Piye, saat mengawali kuliahnya pada hari Senin, 16 September 2024, di acara Seninan yang diadakan di Kampus Putra STIS Hidayatullah Balikpapan.
Di mana pun mereka berada, kecambah ini harus menemukan cahaya. Jika ditanam di tempat yang cukup mendapatkan sinar, mereka akan tumbuh kuat, subur, dan gemuk. Namun, jika mereka memilih untuk bersembunyi dari matahari—seperti absen atau jarang bertanya—mereka akan kehilangan kesempatan untuk berkembang. Dalam proses ini, setiap interaksi dengan dosen dan teman sekelas adalah cahaya yang memperkaya perjalanan mereka, menambahkan warna dalam lukisan pendidikan yang indah.
Dosen: Petani yang Bijaksana
Dosen adalah petani yang bijak, merawat kecambah dengan penuh kasih dan perhatian. Dengan penuh dedikasi, mereka memastikan bahwa setiap kecambah tumbuh subur. Dosen tidak hanya memberikan pengetahuan; mereka juga memenuhi kebutuhan mahasiswa agar dapat tumbuh subur.
• Memberikan Nutrisi Intelektual
Dengan keilmuannya, dosen memberikan “pupuk” dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan bimbingan. Mereka mengairi kecambah ketika dibutuhkan, memastikan mahasiswa memiliki semua yang diperlukan untuk tumbuh dengan baik. Sebagai matahari, dosen berfungsi sebagai cahaya yang menerangi jalan mahasiswa, membantu mereka memahami tujuan hidup, baik secara akademis maupun karakter.
• Mengarahkan dengan Kebijaksanaan
Dalam peran sebagai petani, dosen mengarahkan mahasiswa untuk berada di jalur yang sesuai dengan tujuan mereka. Tidak ada paksaan dalam pembelajaran; hanya panduan lembut yang memastikan bahwa setiap kecambah berada di jalur yang tepat untuk tumbuh. Mereka adalah mentor yang memberi harapan dan semangat dalam setiap langkah yang diambil.
Kampus: Ladang yang Subur
STIS Hidayatullah Balikpapan adalah ladang yang melimpah, menyediakan lahan subur bagi kecambah untuk tumbuh. Di sinilah mahasiswa diberi ruang untuk mengeksplorasi pengetahuan, baik dalam aspek agama maupun sains, menciptakan harmoni yang memungkinkan mereka berkembang.
• Ladang yang Sesuai untuk Pertumbuhan
Dengan fasilitas yang memadai dan lingkungan yang mendukung, kampus menjadi tempat di mana kecambah dapat mengejar cita-cita dunia dan akhirat. Pendidikan yang seimbang antara agama dan ilmu pengetahuan menciptakan sinergi yang memungkinkan mahasiswa tumbuh menjadi individu utuh, bagaikan padi yang tumbuh di ladang yang subur.
• Seleksi Kecambah yang Tepat
STIS Hidayatullah Balikpapan juga menyeleksi kecambah sesuai dengan kondisi ladang. Dengan dosen yang memiliki keilmuan yang memadai, mereka siap mengajarkan dan membimbing mahasiswa untuk mencapai cita-cita. Setiap langkah di kampus adalah peluang untuk tumbuh dan bercahaya.
Kesimpulan: Simfoni Pertumbuhan yang Harmonis
Di akhir kuliahnya, Mas Piye menegaskan, “Kalian mahasiswa, harus mengejar matahari sampai derajat kalian di atas matahari. Jika derajat kalian di atas matahari, maka tidak akan ada yang dapat melampuinya.” Dalam melodi ini, perkuliahan dan pertanian berirama seiringan dalam menciptakan individu-individu yang siap menghadapi dunia. Mahasiswa sebagai kecambah yang menggapai sinar, dosen sebagai petani yang bijaksana, dan kampus sebagai ladang yang subur—semuanya saling melengkapi dalam simfoni pertumbuhan yang harmonis.
Dengan kolaborasi antara mahasiswa yang bersemangat, dosen yang penuh perhatian, dan kampus yang mendukung, pendidikan tinggi dapat menciptakan ekosistem yang ideal. Dalam konteks STIS Hidayatullah Balikpapan, setiap kecambah tidak hanya tumbuh menjadi individu yang kuat, tetapi juga menjadi harapan bagi masa depan yang lebih baik. Setiap elemen dalam ekosistem ini berperan penting, bagaikan warna dalam lukisan yang indah, saling melengkapi untuk menciptakan generasi yang siap membangun dunia dengan pengetahuan dan karakter yang kokoh.
Dalam analogi ini, kita menemukan makna yang mendalam tentang bagaimana setiap aspek pendidikan dapat dipahami dengan cara yang indah dan menyentuh, mengingatkan kita akan pentingnya kerja sama, dedikasi, dan semangat dalam menumbuhkan potensi setiap individu.
Oleh Burly