Pegiat Kesehatan kepada Mahasantriwati Hidayatullah: Jadikan Makananmu Obat!

Foto: Muthohharoh (Tim Media STIS Hidayatullah) Ustadz Alim Murtado memberikan penyuluhan kepada Mahasiswi STIS Hidayatullah Balikpapan

http://stishid.ac.id Kesehatan penting bagi manusia. Jika sehat, banyak aktifitas bisa dilakukan mulai dari bekerja, olahraga, dan lainnya.
Bagi kaum Muslimin, kesehatan sangat penting tidak untuk beraktifitas fisik saja, tapi juga agar lebih mudah dan nikmat beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala.


Hal ini ditegaskan pengelola Traditional Islamic Medicine (TIM), Ustadz Ali Murtado, kepada mahasiswi STIS Hidayatullah di Aula Gedung Kampus Hijau STIS Hidayatullah Putri, Gunung Tembak, Balikpapan.


“Siapa yang tidak mau sehat? Semua pasti mau. Apalagi bagi kita yang setiap harinya melakukan ibadah kepada Allah,” tuturnya, Rabu (01/06/2022).
Ia pun mengungkapkan bahwa saat ini umat sedang mengalami “perang” asimetris.


“Apa itu “perang” asimetris? Ini yang banyak tidak kita ketahui. Yaitu makanan yang setiap harinya kita konsumsi,” tegas pegiat kesehatan ini didampingi Wakil Ketua Bidang Akademik STIS Hidayatullah, Ustadz Risky Kurnia Sah.

Foto: Muthohharoh (Tim Media STIS Hidayatullah) Ustadz Alim Murtado (Kopiah putih) memberikan penyuluhan kepada Mahasiswi STIS Hidayatullah Balikpapan di dampingi Ustadz Muhammad Rizky Kurnia Sah (Baju batik)

Ustadz Ali Murtado pun mengajak mahasiswa untuk melakukan perlawanan terhadap produk-produk makanan yang mengandung zat berbahaya. Produk-produk ini menyerang anak-anak dan orang dewasa.


Adapun ijtihadnya, kata dia, yaitu dengan memformulasikan produk-produk yang memenuhi tiga komponen penting. Selain petimbangan kesehatan, juga baik dalam pandangan Islam.


“(Produk) itu harus terjamin atas 3 syarat komponen makanan yaitu halal, thayyib, dan tidak berlebihan. Tiga syarat ini harus diperhatikan agar kesehatan jasmani dan rohani kita tetap terjaga.”
Ia pun berpesan kepada para mahasantriwati agar menjaga makanan dan minumannya. Jadikan makanan dan minuman sebagai obat.


“Jadikan makananmu itu obat, kalau tidak maka kebalikannya, obat yang akan menjadi makananmu,” pesannya.*

(Ainul Mardiah/Tim Media STIS Hidayatullah)

Share

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp