Hakim Agung Dr Ibrahim Kunjungi Hidayatullah Ummulqura, Beri Kuliah Umum Depan Mahasiswa STIS Hidayatullah Balikpapan

[Foto: SKR/MCU]

STIS Hidayatullah– Hakim Agung Dr. Ibrahim, SH., MH., LLM, mengunjungi Pondok Pesantren Hidayatullah Ummulqura di Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur selama beberapa  hari.

Dalam rangkaian kunjungannya itu, salah satu dari 35 hakim agung di Mahkamah Agung RI ini juga menyempatkan diri mengunjungi kampus Ma’had Tahfizh Qur’an Ahlus Shuffah di Gunung Binjai.

Setibanya di Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Kamis (11/11/2021) sore, rombongan Hakim Agung disambut sejumlah pengurus Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah (YPPH) Balikpapan. Ketua Pengadilan dan beberapa hakim Kota Balikpapan juga tampak hadir menyambut tamu yang sama.

Dari bandara, rombongan langsung bergerak menuju Gunung Binjai, yang terletak sekitar 7 kilometer dari Gunung Tembak. Di Gunung Binjai, Dr Ibrahim melakukan peletakan batu pertama pembangunan asrama santri tahfizh (penghafal Al-Qur’an), Kamis (11/11/2021) sore.

Turut melakukan peletakan batu pertama tersebut yaitu Pemimpin Umum Hidayatullah KH Abdurrahman Muhammad dan Ketua YPPH Balikpapan Ustadz Hamzah Akbar.

Dr Ibrahim didampingi pula oleh CEO ARCHI Research and Strategic Mukhradis Hadi. Pantauan Media Center Ummulqura (MCU) Hidayatullah turut hadir dalam acara tersebut sejumlah Dewan Pengawas dan Pembina serta Pengurus YPPH Balikpapan.

Di sela-sela acara, Dr Ibrahim menyempatkan diri mendoakan langsung kepada Allah agar memberikan kemudahan pembangunan bangunan asrama tahfizh tersebut. “Aamiiin!” para jamaah termasuk para santri tahfizh turut mengaminkan doa tersebut.

[Foto: SKR/MCU]

Setelah acara peletakan batu pertama itu, rombongan kemudian menuju Kampus Induk Hidayatullah Gunung Tembak untuk melakukan shalat maghrib berjamaah di Masjid Ar-Riyadh.

Keesokan paginya, sesuai agenda, Dr Ibrahim mengisi acara Kuliah Umum yang digelar oleh Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah (STIS) Hidayatullah Balikpapan, Jumat, 6 Rabiul Akhir 1443H (12/11/2021).

Kuliah Umum yang berlangsung di Masjid Ar-Riyadh ini mengambil “Peran dan Tantangan Hidayatullah dalam Merespons Perkembangan Hukum Indonesia”.

Acara ini dihadiri langsung oleh Pemimpin Umum Hidayatullah, Ketua YPPH, para ketua dewan hakim beserta para mengajar dan santri Hidayatullah Ummulqura.

Dalam sambutannya Ustadz Hamzah Akbar merasa bersyukur atas kehadiran Hakim Agung Dr Ibrahim di Gunung Tembak.

“Alhamdulillah melalui wasilah kedatangan Yang Mulia Hakim Agung kami bisa bersilaturahim kepada hakim-hakim. Padahal kita tidak pernah janjian,” ujarnya.

Ustadz Hamzah juga menambahkan, tema yang diangkat pada kuliah umum kali ini adalah tema yang sangat penting, terutama bagi mahasiswa STIS Hidayatullah calon sarjana hukum.

“Pentingnya tema ini agar Yang Mulia memberikan atau menyampaikan kepada kami sekaligus support penguat kepada para mahasiswa dan mahasiswi,” ujarnya.

“Apalagi setiap tahunnya kita meluluskan para alumni STIS Hidayatullah, supaya lulusan-lulusan ini bisa menghadapi tantangan di masyarakat,” tambahnya.

Sementara Dr Ibrahim menyampaikan rasa syukurnya bisa kembali menginjakkan kakinya di kampus Hidayatullah Gunung Tembak yang pernah ia datangi tahun 2011 lalu.

“Saya sangat bersyukur hadir pada acara  hari ini. Judul (tema) ini menarik sekali. Sejujurnya bukan (hanya) menarik untuk para hadirin semua tetapi juga menjadi suatu tantangan bagi saya sendiri,” ungkapnya di depan ribuan peserta yang hadir pada acara itu.

Ia juga mengungkapkan kecintaannya terhadap Hidayatullah. Ia pun mengaku bahwa ia merupakan salah satu santri sebab pernah dekat dan mendengar langsung ceramah KH Abdullah Said Rahimahullah.

“Saya pernah menjadi santri Hidayatullah,” tuturnya. Kala itu, puluhan tahun lalu, Dr Ibrahim pernah bertemu Ustadz Abdullah Said Pondok Pesantren Darul Istiqamah Maros. “Pada tahun 1970-an saya sudah pernah dengar ceramah beliau,” terangnya.

Dalam acara yang dipandu oleh Ustadz Imam Faishol tu, Dr Ibrahim menyampaikan, bahwa seorang hakim yang baik harus memperhatikan dua hal.

“Pertama, kemampuan intelektual, akan melahirkan profesional. Namun tidak boleh hanya di situ tapi juga memiliki amanah. Kedua integritas, saya menyebutnya itu amanah,” jelasnya.

Dr Ibrahim pun mendorong para santri atau mahasiswa agama agar terjun ke ranah pengacara atau bisa menjadi hakim.

“Santri atau mahasiswa yang sudah biasa membaca buku-buku agama itu bagus. apalagi bisa membaca kitab-kitab gundul. Hal ini sangat perlu. Karena banyak dari yang lain terpengaruh oleh budaya Barat. Maka dari itu mahasiswa STIS Hidayatullah harus masuk ke dalamnya,” ungkapnya dengan penuh yakin.

Pada akhir kuliah umum yang diadakan oleh STIS Hidayatullah Balikpapan itu, dirangkai pula dengan pengalungan sorban dakwah oleh Pemimpin Umum Hidayatullah kepada Dr Ibrahim.* (Asrijal/SKR/MCU)

Sumber: Media Center Ummulqura

Share

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp