Stishid.ac.id – Memenuhi undangan kehormatan Institut Al-Aqsha untuk Riset Perdamaian (ISA), Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah menghadiri acara workshop dan muktamar (konferensi) “500 Tahun Hubungan Baitul Maqdis dan Kesultanan Utsmaniyyah” di Istanbul, Turki, baru-baru ini.
Kegiatan tersebut adalah rangkaian dari protokol ta’awun(kerja sama) di bidang riset dan keilmuan tentang Baitul Maqdis yang digagas oleh ISA yang berpusat di Jakarta dan IslamicJerusalem Research Academy (ISRA) yang berpusat di Istanbul.
Hadir dalam acara tersebut sejumlah delegasi dari beberapa negara Islam. sedang Indonesia diwakili oleh Ustadz Alif Bachtiar Latiful Kafi Al-Hafizh, Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran (STIQ) Isy Karima, Karanganyar, Jawa Tengah; Dr. Tiar Anwar Bachtiar, Sekolah Tinggi Agama Islam dari (STAI) Persatuan Islam (PERSIS), Garut, Jawa Barat; dan Dr. Abdurrohim Syamsu Rijal, Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah, Balikpapan.
Kerja sama tahap pertama yang berjangka tiga tahun ini meliputi riset, pertukaran pakar, pelatihan serta penterjemahan dan penerbitan karya ilmiah. Sedianya. ISA juga akan terus mempromosikan studi Baitul Maqdis ke sebanyak mungkin perguruan tinggi Indonesia.
“Studi tentang Baitul Maqdis atau IslamicJerusalem sudah dimulai di sebuah universitas di Skotlandia lebih dari 20 tahun lalu, Indonesia baru mau kita galakkan sekarang. Semoga Allah berkahi,” jelas Santi Soekanto, pendiri ISA, dikutip dari laman sahabatalaqsha.com
Diketahui, ISA merupakan lembaga riset perdamaian yang didirikan oleh Sahabat Al-Aqsha (SA). SA sendiri adalah yayasan sosial yang berdun 20017. Selama ini kegiatan SA fokus menjalin jaringan silaturrahim antara keluarga-keluarga Indonesia, Palestina, dan Suriah.
Adapun Studi Baitul Maqdis dikutip dalam laman sahabat al-aqsha, merupakan bidang riset dan kajian ilmiah yang mendalami ilmu dan informasi tentang Masjidil Aqsha dan Baitul Maqdis baik dalam dimensi Rabbaniyah, Nabawiyah, sirah, tarikh, fisiologi bangunan dan arsitekturnya, sosiologi, maupun geostrategisnya.
“Alhamdulillah, STIS bersyukur bisa memenuhi undangan kehormatan ini. Sebuah langkah nyata secara ilmiah dalam mendukung pembebasan Baitul Maqdis,” ungkap Abdurrohim menutup. */admin stishid