Dosen STIS Hidayatullah Kunjungi Pusat Daur Ulang Sampah

Foto:Muas (Tim Media STIS Hidayatullah) Foto bersama dosen STIS Hidayatullah bersama pegawai PANDORA

STIS Hidayatullah- Di perkotaan seperti Balikpapan, sampah adalah masalah yang bisa sangat mengganggu bagi masyarakat dan lingkungan, terutama sampah-sampah yang tak bisa diuraikan oleh tanah seperti sampah plastik.

Terkait kondisi itu, ternyata ada sekelompok anak muda yang kreatif dan inovatif dengan membuat sampah-sampah menjadi suatu yang bernilai ekonomis.

Tim Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah (STIS) Hidayatullah dipimpin oleh Ustadz Muhammad Zaim Azhar mengunjungi tempat usaha UMKM pengolahan limbah PANDORA (Pusat Industri Daur Oelang Rumahan) di Jl. Duatan B Sakai, RT 45, Gang Merdeka, Sepinggan Baru, Balikpapan, Selasa, 21 Jumadal Akhirah 1443 H (25/01/2022).

Ustadz Zaim didampingi oleh Wakil Ketua I Ustadz Rizky Kurnia Sah, Wakil Ketua II Ustadz Kuat, dan Wakil Ketua III Ustadz Arifuddin.

Rizky Kurnia Sah merasa sangat senang bisa bersilaturahim ke tempat pengelolaan plastik dan limbah minyak jelantah itu.

“Alhamdulillah, kita mewakili dosen-dosen STIS Hidayatullah bisa berkunjung ke teman-teman dari PANDORA dalam rangka silaturahim dan juga mencari peluang untuk program praktikum dan pengembangan skill bisnis untuk mahasiswa,” tuturnya kepada Tim Media STIS Hidayatullah.

Pada silaturahim itu, dosen-dosen diperlihatkan dan dijelaskan mengenai tahap-tahap proses pengolahan sampah dan minyak jelantah.

“Ini adalah minyak jelantah, minyak olahan yang biasa dipakai untuk menggoreng ikan, ayam, nanti kita olah menjadi bahan bakar untuk mesin diesel,” ucap Indra, salah seorang pegawai PANDORA.

“Nah ini juga merupakan produk kami, yakni dari arang, ini digunakan untuk masker kecantikan. Setelah dari proses yang kita lihat-lihat tadi di sana, nanti akan jadinya seperti ini,” jelas Lisa, pengelola PANDORA, sambil menunjukkan sejumlah produk mereka.

Foto:Muas (Tim Media STIS Hidayatullah) (kiri , baju bunga-bunga Lisa (pegawai PANDORA) ust. Ustadz Kuat, Ustadz Rizky Kurnia Sah, (Baju Putih) sedang menjelaskan proses pembuatan masker kecantikan

Lisa mengungkapkan, sejumlah plastik yang mereka kumpulkan adalah hasil kerja sama dengan beberapa sekolah dan pengepul.

Selain untuk saling membantu masyarakat dan pemerintah, juga bertujuan agar sampah-sampah yang ada bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat.

“Sampah-sampah ini kita dapatkan dari sekolah-sekolah, kita kerja sama dengan beberapa sekolah, nanti kita ambil dan kita olah, selain itu kita juga bekerja sama dengan beberapa pengepul sampah. Ini untuk kita saling membantulah, nanti sampah-sampah yang mereka kumpulkan kami ambil dan kita hargai,” terang Lisa kepada para dosen STIS.

Lisa menyebutkan bahwa mereka tidak membuat limbah yang berbahaya, apalagi membuat resah warga sekitar.

“Alhamdulillah, di sini kita manfaatkan semua, tidak ada yang menjadi sesuatu meresahkan, limbahnya. Kita manfaatkan jadi pupuk,” jelasnya. “Ayam, bebek di sekitar sini Alhamdulillah aman saja, tidak ada yang mati (karena limbah, red).”

“Ini juga nanti malahan kita ingin membuat kolam, nanti makanannya itu bisa dari sini,” sambungnya sambil menunjuk limbah dimaksud.

Ketua STIS Hidayatullah Muhammad Zaim Azhar juga merasa senang saat berkunjung ke tempat itu.

“Ini hal yang bagus ya, luar biasa masih ada anak muda yang memiliki kreativitas seperti ini, yang mana kita tahu sampah-sampah ini adalah suatu yang kotor tapi dengan begini (diolah) bisa menjadikan itu sesuatu yang bernilai tinggi,” ungkapnya saat diwawancarai.

“Terutama sampah-sampah plastik seperti ini, sebagaimana kita ketahui bahwa sampah-sampah seperti ini sangat sulit sekali dan berpuluh-puluh tahun baru bisa di uraikan oleh tanah.

Foto:Muas (Tim Media STIS Hidayatullah) Abdul rahman (Baju Hitam), Ustadz Harbin (Baju Biru), pegawai PANDORA (Baju Hijau)) sedang menjelaskan proses pembuatan minyak jelantah menjadi bahan bakar diesel

Dengan adanya komunitas seperti ini, semoga sampah-sampah yang ada di wilayah kita (pesantren) nanti bisa kita manfaatkan dengan sebaiknya, tidak hanya menjadi sampah begitu saja,” sambungnya.

Rizky berharap ke depannya STIS akan bekerja sama dengan PANDORA untuk bisa melakukan praktikum bagi mahasiswa. Diharapkan pula bisa memanfaatkan sampah-sampah warga Pesantren Hidayatullah Ummulqura Balikpapan sebagaimana yang dilakukan oleh bank sampah tersebut.* (MUAS/ Tim Media STIS Hidayatullah)

Share

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp