Stishid.ac.id- Mahasiswa STIS Hidayatullah Balikpapan pada tahun 1435 Hijriah ini mendapatkan berkah tersendiri. Meskipun mereka belum bisa berkurban karena belum memiliki penghasilan atau pendapatan sendiri, tapi ada kontribusi riil pada peringatan hari raya kurban tahun ini.
Biasanya mahasiswa hanya berpartisipasi untuk menyembelih dan mendistribusikan hewan kurban milik dosen-dosen STIS Hidayatullah. Itupun jumlah hanya dua ekor dan tidak semua terlibat, sebagian besar hanya menonton saja atau menikmati satenya.
Namun untuk tahun ini, hampir semua mahasiswa STIS Hidayatullah termanfaatkan untuk membantu penyembelihan hewan kurban. Di kepanitiaan yayasan ada 11 mahasiswa, di masjid Namirah ada 10 orang, ada yang ke Telkom, Pertamina dan tempat yang lain.
Panitia setempat sangat terbantu dengan keberadaan mahasiswa STIS Hidayatullah, di samping masih muda, kuat, tidak takut dan mudah untuk diatur. Mahasiswa sendiri juga sangat menikmat untuk all out dalam mengemban amanah ini.
Ini amanah bukan sekedar mencari pengalaman tapi betul betul kerja keras sebagai pembelajaran berharga untuk nanti pada saat tugas sudah bisa untuk menyembelih, mengkuliti dan merawat hewan kurban. Tentu sesuai dengan syariat yang dituntunkan oleh Rasulullah.
Sebab dalam satu waktu, ada sapi yang liar dan susah untuk ditundukan untuk disembelih. Inilah seninya dan asyiknya dalam peringatan hewan kurban. Sehingga mahasiswa tidak kenal lelah untuk kerja-kerja seperti itu karena ada dimensi ibadah.
Mahasiswi juga terlibat secara tidak langsung yaitu memasaknya dengan menu daging. Ini juga pengalaman langka, sebab selama ini kalau piket di dapur, lauknya tahu, tempe, terong, kangkung. Agak mewah sedikit telur dan ayam, itupun bisa dihitung jari. Sehingga pengalaman memasak daging juga sebagai pembelajaran yang berharga.
Artinya suatu saat nanti kalau sudah menikah dan suaminya membawakan daging hewan kurban, sudah bisa memasaknya dengan rasa yang lezat seperti di restoran. Menunya juga juga bisa bervariasi, disa di shop konro, soto Makasar, soto Sukaraja, bakso, gulai atau disate saja. Betapa senangnya suaminya, dan tentu itu bernilai ibadah.*/Abu Yaasin